"Kebersihan adalah sebagian dari Iman" Suatu ruangan di kampus disediakan untuk mahasiswa-mahasiswanya. Entah itu sekretariat...

Bersih-bersih

"Kebersihan adalah sebagian dari Iman"

Suatu ruangan di kampus disediakan untuk mahasiswa-mahasiswanya. Entah itu sekretariat himpunan, sekretariat unit, laboratorium, residensi tempat mengerjakan TA, atau lainnya. Penghuninya, mahasiswa-mahasiswa yang sudah cukup dewasa dari beragam aliran, pemikiran, dan tindakan tentang kebersihan. Berbagai respon terhadap kotornya suatu tempat menunjukkan kalau manusia itu memang unik. Ada yang cuek, yaitu yang tidak menanggapi tentang kebersihan sama sekali, bahkan tetap melanjutkan kegiatannya di samping sampah. Ada juga yang sukanya protes kalo kotor tapi tak ada tindakan membersihkan. Ada yang sedikit-sedikit membersihkan walaupun kurang konsisten. Ada yang merasa terganggu tidak bersihnya suatu tempat sehingga tidak tahan di tempat tsb. Ada yang hanya membersihkan tempatnya sendiri tanpa peduli sekitarnya. Ternyata masih ada juga yang terpuji, yaitu yang langsung mengambil tindakan bersih-bersih tanpa basa-basi, talk less do more, walaupun memakan waktunya

Sebenarnya apa yang ada di dalam diri mereka? Sepertinya mereka menganggap sebuah ruangan yang sering dijadikan tempat berkumpul itu adalah tempat umum, jadi tidak terlalu peduli dalam hal kebersihannya. Banyak yang meninggalkan sampah begitu saja, karpet berantakan tidak digeser sedikitpun, serta tempat sampah penuh sampai menumpuk menjadi menara. Bahkan, ada yang masih membuang sampah di tempat sampah penuh, tapi menaruhnya hati-hati agar menara sampah tidak roboh. Mereka mungkin menganggap sudah ada jadwal piket dan sudah ada yang bertugas membersihkan, atau mungkin merasa hanya menumpang di situ jadi itu bukan tanggung jawabnya. Mereka baru merasakan berantakan dan kotornya ketika mulai banyak nyamuk, lalat, dsb, dengan mulai protes kenapa kotor, kenapa berantakan, dan kenapa tidak ada yang membersihkan. Tidak hanya sekretariat himpunan, termasuk ruang lab tempat mengerjakan TA, Thesis, dll juga sama. Banyak barang-barang yang sudah tak terpakai lama tapi masih ada di tempat yang tetap. 

Ke manakan sebagian Iman kita? 

Terima kasih kepada yang telah peduli terhadap kebersihan, yang masih ada kebersihan di dalam Imannya. Talk Less Do More! 

0 Komentar:

Matamu, gundulmu, nd*asmu, l*ambemu, c*angkemmu, r*aimu, dan lain-lain. Itu adalah beberapa umpatan bahasa Jawa. Menurut saya belum te...

Matamu


Matamu, gundulmu, nd*asmu, l*ambemu, c*angkemmu, r*aimu, dan lain-lain.

Itu adalah beberapa umpatan bahasa Jawa. Menurut saya belum tentu umpatan. Beda tanda baca penulisan bisa membedakan maksudnya. Kata-kata itu bisa saja menjadi berbeda juga jika intonasi pengucapannya berbeda.

Contohnya adalah "matamu".
"Matamu.."
"Matamu.."
Kata pertama saya ucapkan kepada teman saya yang menyebalkan. Kata kedua saya ucapkan kepada kamu (tapi entah kapan, mungkin kapan-kapan saja), karena itu yang membuatku deg-degan dan terpesona. Beda, kan?




0 Komentar:

Musim yang bergeser karena El Nino telah membuat hujan tak kunjung turun di Indonesia. Entah bencana atau ujian yang dihadapi oleh I...

Hujan dan Rindu




Musim yang bergeser karena El Nino telah membuat hujan tak kunjung turun di Indonesia. Entah bencana atau ujian yang dihadapi oleh Indonesia akhir-akhir ini. Bencana, ketika masyarakat yang tertimpanya adalah masyarakat yang kufur akan nikmat-Nya. Ujian, ketika masyarakat yang diberi adalah masyarakat beriman, yang sedang diuji keimanannya. Kebakaran hutan yang melanda Sumatera dan Kalimantan sepertinya tidak akan seheboh itu jika ada hujan rutin walaupun seharusnya kebakaran hutan ya dihindari dong. 

Kebakaran hutan di Sumatera dan Kalimantan, entah terbakar atau sengaja dibakar. Sawah-sawah kekeringan sehingga para petani tak tahu harus berbuat apa. Pohon-pohon meranggas menggugurkan daunnya. Di daerah lain di Indonesia, Nusa Tenggara misalnya, bahkan merasakan dampak kekeringan yang luar biasa sangat akibat hujan yang pergi diculik El Nino. Air tanah hampir sulit didapatkan, membuat anak kos-kosan disuruh oleh ibu kos laundry di luar demi hemat air, padahal biasanya mencuci sendiri (ini saya). Sungai-sungai kecil juga kering membuat rencana praktik lapangan tim Palapa terpaksa dipindahkan. Itu merupakan beberapa contoh lain akibat tidak kunjung turunnya hujan akhir-akhir ini. Sampai-sampai masyarakat di berbagai penjuru menggelar shalat Istisqa' (shalat minta hujan). 

Alhamdulillah, akhirnya hujan turun lagi. Kerinduan akan hujan telah terobati. Mulai rutin lagi. Anak-anak bisa dengan bahagianya hujan-hujanan lagi. Kita akan kembali merasakan aroma "petichor" lagi. Kita akan kembali merasakan ketenangan, kesejukan, syahdu, keromantisan, dan mungkin panik karena jemuran kehujanan. 

Hutan rindu hujan
Tanah rindu hujan
Pohon rindu hujan
Masyarakat rindu hujan
Pak Tani rindu hujan
Ibu kos rindu hujan
Kamu rindu hujan
Aku rindu kamu
Eh..


Ini adalah kedua kalinya posting tentang hujan di blog ini, yang pertama : Klik ini

Sumber gambar: https://fadingmeta.files.wordpress.com/2013/06/aeta-kids-running-rain.jpg

Kami Poetera dan Poeteri Indonesia, Mendjoendjoeng Bahasa Persatoean, Bahasa Indonesia. Kampung Lio, Kab. Sukabumi (2013). photo by...

Bahasa Persatuan


  • Kami Poetera dan Poeteri Indonesia, Mendjoendjoeng Bahasa Persatoean, Bahasa Indonesia.
Kampung Lio, Kab. Sukabumi (2013). photo by wikyrjaf

Bangsa Indonesia sudah berjuang melawan penjajah di pelosok-pelosok negeri dengan perjuangannya masing-masing kala itu. Berbagai latar belakang selain latar belakang daerah juga berjuang masing-masing melawan penjajahan tersebut. Salah satu cara berjuang adalah para pemuda membentuk banyak perhimpunan pemuda-pemuda, seperti Jong Java, Jong Sumatranen Bond, Jong Celebes, dan Jong-jong yang lain. Sampai akhirnya Perhimpunan Pelajar Pelajar Indonesia mengumpulkan mereka untuk mencetuskan rumusan-rumusan persatuan sampai menjadi Sumpah Pemuda. Sumpah Pemuda adalah momen inisiasi persatuan perjuangan bangsa Indonesia. 

Jika kita meresapi teks Sumpah Pemuda, semangat kita akan semakin menggebu-gebu untuk terus memperjuangkan Indonesia. Eh, iya ga ya? Setidaknya kita menghargai perjuangan para pemuda-pemuda 87 tahun silam karena telah mengawali persatuan Indonesia berjuang untuk negaranya. 

Kita memang telah menggunakan, menjunjung, dan menghargai bahasa kita. Namun, di tahun 2015 ini, 87 tahun setelah pemuda-pemuda bersumpah, masih terdapat masyarakat pelosok negeri yang sulit berkomunikasi dengan bahasa persatuan, Bahasa Indonesia. Ada sebagian dari mereka yang bahkan tidak bisa berbahasa Indonesia. Bukannya tidak menghargai Sumpah Pemuda, Bahasa Indonesia, maupun bahasa daerah. Karena memang sulit berkomunikasi, menurut pengalaman saya sendiri, saat berkomunikasi dengan masyarakat pelosok kami memakai bahasa tubuh, bahasa persatuan yang lain. haha

Beberapa macam makhluk hidup dapat terbang dalam sebagian besar aktivitasnya. Masing-masing makhluk hidup yang dapat terbang itu mempuny...

Si Papatong Sigap

Beberapa macam makhluk hidup dapat terbang dalam sebagian besar aktivitasnya. Masing-masing makhluk hidup yang dapat terbang itu mempunyai tujuan tertentu dengan terbangnya, ada yang mencari mangsa dan berpindah tempat. Cara terbangnya pun bermacam-macam. Burung dapat terbang dengan sedikit mengepakkan sayap lalu melayang di udara, sedangkan serangga-serangga terbang mengangkat dirinya ke udara dengan mengepakkan sayapnya terus menerus, seperti kupu-kupu, nyamuk, lalat, serta capung. 



Capung, dalam bahasa Sunda "Papatong", mempunyai cara terbang yang unik, berbeda dengan kebanyakan serangga terbang lain. Cara terbang capung dapat disebut keajaiban desain yang dapat mengalahkan teknologi manusia yang sudah ada. Di udara, serangga kecil ini dapat terbang sampai 50km/jam, dapat bermanuver sangat cepat, dan dapat terbang diam di tempat juga, bahkan dapat terbang mundur dan ke samping. Capung mempunyai 2 pasang mata mikro dengan 30000 lensa yang memenuhi sebagian besar kepalanya. Hal inilah yang mendukung mau ke mana gerakan manuver si capung. Kesigapannya ini membuat capung dapat menghindar dari ancaman dua arah, depan dan belakang. Ukurannya yang relatif kecil juga mendukung kemudahan bergerak. Bagaimana si Papatong ini dapat menjadi makhluk yang sigap?

Capung mempunyai 2 pasang sayap di punggungnya. Masing-masing sayapnya dapat bergerak secara independen. Hal inilah yang membedakan capung dengan serangga terbang lainnya. Saat sepasang sayap mengepak, sepasang sayap bawah lainnya mengepak juga dengan frekuensi yang berbeda untuk mengurangi energi yang terbuang. Masing-masing sayap juga dapat bergerak sendiri untuk menjaga posisinya di udara. Kecepatan gerak sayap diatur oleh otot-otot terbang capung secara otomatis. Otot-otot ini bergerak berdasarkan informasi yang melalui saraf pada akar rambut yang terangsang oleh posisi capung selama penerbangan. Dalam manuver yang paling sulit sekalipun, si papatong sigap tidak pernah kehilangan arah atau kendali.

Kesigapan terbang capung inilah yang sedang dikembangkan untuk mengerjakan tugas-tugas khusus yang sulit dilakukan oleh cara terbang lain. Gerakan terbang yang unik dan sigap sangat mendukung untuk pengintaian, dapat men
]ghindar dengan cepat, bergerak ke sana kemari. Ukuran yang kecil dapat dimanfaatkan untuk mencapai daerah yang sulit dijangkau oleh manusia, misalnya lubang kecil, area zat berbahaya, dll. Selain itu, bentuk kecil cocok digunakan untuk pengintaian dan hal militer lainnya. 

sumber:
id.harunyahya.com
Design and Experiments of a Dragonfly-Inspired Robot  (Christopher DiLeo and Xinyan Deng)

Coming Soon...

Satu bulan lebih saya berkutat dengan salah satu proyek transportasi di masa kerja praktik saya. Di masa kerja praktik kemarin,setiap hari...

Egoisme Berlalu Lintas


Satu bulan lebih saya berkutat dengan salah satu proyek transportasi di masa kerja praktik saya. Di masa kerja praktik kemarin,setiap hari saya menempuh perjalanan kurang lebih 10 km kali dua, pulang pergi kosan-kantor. Beberapa kendaraan sudah saya coba, mulai dari sepeda, motor, mobil, angkot, bus damri, tapi perahu dan pesawat belum. Selama perjalanan di tiap harinya dan sampai sekarang pun secara tidak sengaja saya merasakan apa yang terjadi di jalanan dengan beberapa kendaraan berbeda. Hasilnya hampir sama semua, ingin menang sendiri.

Pertama, sepeda. Sudah bertahun-tahun saya berteman dengan kendaraan terbaik dan tersehat ini. Kota Bandung dalam hal kemacetan lebih unggul dari Kota Malang. Saya memang masih sempat meliuk-liuk diantara antrean mobil macet. Ini salah satu keegoisan saya dalam berkendara. Akan tetapi pada suatu kemacetan tidak jarang juga saya ikut menunggu di dalam kemacetan itu. Di situasi lain, para pengendara sepeda juga punya sisi egois. Mentang-mentang tidak diberlakukan hukum khusus, biasanya banyak pesepeda yang menerobos lampu merah atau menggunakan trotoar. Saya pernah melakukannya, tapi itu sudah lama, jaman masih SMP dulu. Sekarang sudah tobat.

Kedua, angkot. Angkot adalah musuh sepeda di jalanan. Angkot. Pak sopir ingin mencari uang dari penumpang dengan cepat. Kadang ngebut di lajur kanan tapi calon penumpangnya di kiri jalan. Angkot pun menikung ke lajur kiri secara tiba-tiba. Para pesepeda yang berada di kiri jalan kadang harus mengerem mandadak, bahkan motor pun juga bisa terganggu. Tapi kalau kita di dalam angkot sebagai penumpang mungkin lebih sering tidak peduli dengan apa yang ada di luar angkot. Hal ini hampir sama dengan bus damri yang ukurannya lebih besar dari angkot.

Mobil pribadi. Pengguna mobil kadang juga menggunakan jalan seakan jalan neneknya sendiri. Lajur kiri yang biasanya untuk motor disikat saja oleh pengendara mobil. Badan jalan penuh tak ada celah untuk motor yang akan menyalip. Di Bandung, terdapat zona motor di perempatan lampu merah yang kadang hampir kosong karena memang motornya terjebak di belakang mobil-mobil yang memenuhi jalan. Tapi pengendara mobil sepertinya lebih banyak mengalahnya sih.

Motor lebih parah. Dengan body yang ramping dan kecepatan yang relatif bisa tinggi, motor mudah meliuk-liuk di jalanan mendahului mobil-mobil. Trotoar pun bisa jadi opsi pengganti jalan jika macet tak tertahankan. Para pejalan kaki dan pesepeda bisa jadi korbannya. Mobil pun tidak jarang dikambinghitamkan padahal motor yang salah. Apalagi di negara berkembang yang kita cintai ini sebagian besar pengguna jalan adalah sepeda motor. Motor kredit maupun yang sudah lunas.

Sebagai manusia, kita memang ingin menang sendiri. Tapi mbok ya ngalah sedikit lah sama yang lain.

Masalah ini perlu dikaji lagi ya. haha

Hai teman. Aku temanmu kan? iya, terima kasih. Teman-teman, terima kasih karena sudah berbagi rejeki kepada saya. Pertama, salah satu...

That's What Friends Are For (1)



Hai teman. Aku temanmu kan? iya, terima kasih.
Teman-teman, terima kasih karena sudah berbagi rejeki kepada saya. Pertama, salah satu teman saya membelikan saya sekotak pizza. Padahal saya hanya pernah bercanda minta pizza. Eh ternyata beneran. Saya yang sudah lama tidak melahap pizza langsung menghabiskannya malam itu juga. Sengaja saya rahasiakan identitasnya karena kalau saya beri tahu nanti kamu-kamu minta juga.
Kedua, ada seorang teman yang memberi saya pizza juga. Patut disyukuri walaupun ukurannya lebih kecil dari yang pertama. Teman yang ini menitipkan tanamannya kepada saya pas masa kerja praktek karena dia harus kp di luar jawa. Tanamannya harus disiram setiap hari. Sebelumnya saya juga diberinya 6 botol YouC1000. Padahal tanamannya saya kembalikan dengan kondisi hampir mati, atau mungkin sudah mati saya tak tahu. Tanamannya sempat saya tinggal pulang kampung dan beberapa hari lupa disiram. Tapi dia tetap memberi saya imbalan pizza. Katanya saya pernah bercanda minta pizza, tapi saya lupa kapan. Mungkin saya terlalu banyak bercanda minta pizza ke semua orang. Saya juga tidak mempublikasikan identitasnya. Dia tidak punya cukup banyak tanaman untuk dititipkan ke kamu-kamu lalu memberi pizza.
Ketiga, teman saya super-super. Ada beberapa orang yang kerja praktek di Jepang. Satu orang memberi saya oleh-oleh kaos asli Jepang. Satu lainnya memberi sebuah Pokeball, salah satu benda yang ingin saya punya. Asli dari Pokemon Center Jepang, padahal saya tidak minta. Saya juga menyembunyikan identitasnya, kasihan harus kembali ke Jepang lagi kalo kamu minta juga.
Masih banyak teman-teman lain yang pernah membelikan saya sesuatu, termasuk makanan, entah itu traktiran atau sekedar titip beli nasi lalapan. Terimakasih. 

That's what friends are for


aku bukan dia kamu juga tidak sama dengan dia kami tidak seperti kalian tapi dia adalah mereka kamu belum tentu kalian mereka sulit u...

Kita?



aku bukan dia
kamu juga tidak sama dengan dia
kami tidak seperti kalian
tapi dia adalah mereka
kamu belum tentu kalian
mereka sulit untuk mengerti kamu
tapi aku bisa
apakah kamu mau mengerti aku
lalu menjadi kita?


General Electric (GE) mengadakan pameran teknologinya sejak Selasa 18 Agustus s.d. Minggu 23 Agustus. Saya berkesempatan datang ke pamer...

GE's Garage: 3D Printer and CNC Machine, X-Y-Z moving


General Electric (GE) mengadakan pameran teknologinya sejak Selasa 18 Agustus s.d. Minggu 23 Agustus. Saya berkesempatan datang ke pamerannya hari Rabu 19 Agustus. Rombongan dari ITB sebagian besar adalah mahasiswa rumpun Elektroteknik yang masih dalam satu himpunan, HME ITB. Selain karena pamerannya bidang elektro, mungkin juga karena GE Ambassadornya adalah salah satu teman kami.

Pameran diadakan di Lotte Shopping Avenue, Kuningan, Jakarta. Pada pameran itu, GE menghadirkan 3D printer Makerbot. 3D printer memcetak bentuk tiga dimensi dari bawah ke atas. Beberapa hasil 3D printer yang dipamerkan adalah patung kecil, miniatur bangunan, tangan, koin, gajah, dan lain-lain. Untuk membuat bentuk yang rumit, biasanya dicetak per bagian dari bentuk yang diinginkan lalu disatukan. Contohnya adalah tangan buatan yang mempunyai banyak jari, lalu dihubungkan pada setiap sendinya. Bahannya bermacam-macam, biasanya yang sering dipakai adalah plastik PLA (dari serbuk jagung), tapi ada juga yang menggunakan serbuk kayu. 3D printer yang dipamerkan di sana semua adalah 3D printer desktop, 3D printer untuk skala kecil. Ada 3D printer untuk skala industri yang lebih canggih, lebih presisi, dan lebih mahal. Jika 3D printer desktop harganya berkisar antara belasan sampai 20 jutaan, 3D printer industri bisa mencapai 40 jutaan. Uniknya, terdapat 3D printer education edition yang beberapa bagiannya merupakan hasil cetakan 3D dari 3D printer lainnya. Jika kita ingin mencetak bentuk 3D, kita cukup medesain model 3D dengan software umum, seperti Autodesk atau lainnya. Akan tetapi setelah itu harus dibuka pada software khusus untuk 3D printer Makerbot untuk dapat dikirimkan ke 3D printernya. Lalu proses printing baru bisa dilakukan.



3D Printer education edition
 
3D Printer Makerbot, logonya mirip Masterchef
3D printer yang ngeprintnya dari SD Card


Filamen plastik PLA bahan 3D printing

Tangan hasil 3D Printing



















Sekitar pukul 13, saya yang sebelumnya tidak mendaftar ikut Workshop ternyata diajak Cahyo si Ambassador untuk ikut. Workshopnya ada 2, bagian A yaitu Workshop Littlebits dan bagian B yaitu CNC Machine. Saya kebagian ikut Workshop CNC Machine bersama Cahyo dan Mario Pred. Appa itu CNC Machine? CNC Machine (Computer Numerical Control) adalah "alat yang  bisa membuat alat". Hampir sama dengan 3D printer, mesin ini adalah mesin pemotong yang bisa membentuk suatu benda sesuai desain yang dibuat di komputer. Tapi cuma 2,5D, atau cuma gambar timbul saja, tidak sampai 3D. Pemotongnya menggunakan bor listrik, gerakannya 3 arah seperti 3D printer, sumbu X, Y, dan Z, tapi sumbu Znya tidak terlalu tinggi. Melihat prinsip gerak 2 alat ini saya jadi ingat proyek sismik saya, Mini Candy Crane Machine. Haha. Lebih kompleks dari mesin saya di proyek sismik, CNC machine menggunakan motor stepper, gir, rel, pulley, dan belt yang dirangkai sedemikian rupa sehingga bisa bergerak sigap. Bagi yang pernah membuat alat dengan gerakan X,Y,Z sederhana akan merasakan alangkah indahnya alat ini.

Oiya, CNC machine yang dibuat oleh Mr.Ben ini menggunakan Arduino Mega sebagai otaknya disertai Gcode shield. Om Ben ini adalah mentor pada Workshop ini, berasal dari California, USA, tapi sudah 4 tahun di Indonesia. Eh, apa itu Gcode? Gcode inilah bahasa yang dimengerti CNC machine untuk bergerak ke mana. Desain (harus gambar vector) dikonversi menjadi Gcode dahulu kemudian mesin baru bisa bergerak memotong kesana kemari. Sebenarnya bahan yang dipotong untuk menjadi gambar bisa bermacam-macam, triplek, logam, plastik, dll. Tetapi alat yang saat ini ada cocoknya hanya untuk triplek saja. Kalau ingin menggunakan logam harus memakai bor dengan rpm lebih dan ditambah pendingin untuk menghindari overheating akibat gesekannya. Katanya begitu.

CNC Machine

Sumbu X CNC Machine

Arduino Mega dengan GCode Shield

Mario Pred berkesempatan untuk mendesain gambar yang akan dipotong karena membawa laptop. Desain gambar dapat dilakukan di web easel.inventables.com atau di makercam.com yang mana itu opensource semua. Mario menggunakan easel. Selesai membuat desain sangat sederhana, Mario meminta desainnya dijadikan percobaan. Desain yang sudah dikonvert menjadi file Gcode tersebut dibuka lagi dengan software khusus, lupa namanya. Software itu digunakan untuk kalibrasi titik nol, memonitor gerakan mata bor, dan melihat gerakan bornya sedang memotong bagian gambar yang mana. Singkat cerita, ada sedikit masalah pada alat karena ada kabel yang terputus, dan mungkin Gcodenya Mario agak bermasalah, desain punya dia hanya diproses sedikit oleh si CNC machine, lalu gagal dilanjutkan. Kami ditunjukkan beberapa hasil yang sudah jadi sebelumnya, ada tulisan, bentuk Mickey Mouse, dan foto Mr. Ben dan anaknya.


Studi banding ke Workshop bagian A yang berisi banyak teman-teman HME, saya merasakan suatu kejanggalan. Bukan cuma saya, yang ikut Workshop pun juga. Workshop A, Littlebits, mungkin targetnya adalah anak-anak, tapi ini dikerjakan oleh mahasiswa ITB. haha. Littlebits adalah modul elektronik kecil-kecilan yang dengan kreativitas dapat dibentuk suatu alat sederhana. Terdapat modul motor dc kecil, led, switch, dll. Pada WOrkshop A ini, modul littlebits dipasang pada mainan lego sehingga membentuk mainan. Cukup seru sih karena masa kecil dulu tidak ada mainan seperti ini. Beberapa mainan dibuat oleh mahasiswa-mahasiswa ITB dengan kreativitasnya masing-masing. Berbeda dengan Workshop B yang Internasional, mentor di Workshop A hanya mbak-mbak Indonesia. Tapi tak apa lah, itung-itung refreshing sebelum mulai mengerjakan TA.

Suasana merangkai Lego dan Littlebits

Bagian yang menarik dalam pameran ini adalah mesin dengan gerakan X-Y-Z, 3D printer dan CNC machine. Mbois lah pokoke. Melihatnya langsung telah membuka pikiran saya untuk nanti jika ingin membuat alat dengan gerakan X-Y-Z lagi. Mungkin bisa untuk menyempurnakan Mini Candy-Crane yang kemarin, kalau sempat. Akan tetapi pameran ini masih di bawah ekspektasi saya. Saya kira bakal banyak teknologi-teknologi dari GE yang akan dipamerkan, ternyata hanya 3D printer dan CNC machine yang merupakan produk lain, GE hanya sebagai inkubatornya katanya. Saya cuma melihat satu hari sih, tidak tahu hari lainnya bagaimana.


Sedikit bagian rel X dan Y 3D printer

Mekaniknya CNC Machine untuk gerakan X-Y-Z

Kisah ini terjadi di bulan Ramadhan kemarin. Pulang kerja praktik (KP), saya tiba-tiba ingin mencoba berbuka di Masjid Raya Bandung, yang a...

El Angga, Pengelana Pencari Kebenaran dari Banten

Kisah ini terjadi di bulan Ramadhan kemarin. Pulang kerja praktik (KP), saya tiba-tiba ingin mencoba berbuka di Masjid Raya Bandung, yang ada alun-alun rumput sintetis itu lho. Saya tiba di tempat masih jam 5 sore. Lalu saya menyempatkan melanjutkan membaca Al-Quran. Beberapa menit kemudian, seseorang menepuk pundak saya dan menghentikan kegiatan saya. Orang itu memperkenalkan dirinya dengan nama Angga. 

Saya baru bicara sedikit memperkenalkan diri, dia sudah ngomong lebih banyak lagi menceritakan dirinya. Saya mendengarkan dengan seksama, ternyata dia tidak seberuntung saya. Dan tebakan saya benar, dia meminta tolong saya dalam bentuk uang. Singkatnya begini. Angga berasal dari Cilegon. Angga adalah anak pertama. Dia lebih tua satu tahun dari kakak saya dan sudah bekerja. Ceritanya, ibunya sudah cerai 1 kali dan sudah menikah lagi dengan ayah baru. Katanya ada konflik lagi antara ibunya dan ayah barunya itu dan mau berpisah lagi. Pelik.

Angga pergi ke Bandung untuk mencari ayah barunya. Dia mencari karena ingin menuntut ayahnya yang memperlakukan ibunya secara tidak pantas lalu meninggalkannya. Muka Angga terlihat sangat sedih saat menceritakannya kepada saya. Dia sudah menghubungi via telepon tapi tak diangkat sekalipun. Beberapa hari mencari, usahanya sia-sia. Dia sudah ke rumah ayahnya tersebut di Lembang, tapi tidak ada hasil. Uangnya sudah habis. Tidak ada biaya lagi untuk kembali ke Banten. Oiya, dia bekerja menjadi pelayan di salah satu restoran di Banten. Dia harus kembali ke Banten segera karena sudah 3 hari tidak masuk kerja dan jika keesokan hari dia tidak masuk lagi, dia akan diberhentikan. Angga memohon bantuan kepada saya sambil menunjukkan KTPnya dan memberikan saya nomor hp ibunya, mungkin untuk meyakinkan saya. Nama di KTPnya adalah El Angga.

Saya mengajaknya buka bersama dengan jamaah lain sampai sholat maghrib. Kemudian saya mengantarnya ke halte bus dan memberikan sedikit rupiah. Kebetulan uang saya tinggal sedikit juga. Tidak tahu bagaimana kabarnya sekarang. Entah menipu entah bagaimana, saya pun sempat berburuk sangka, semoga prasangka saya tidak benar. Semoga sudah damai-damai saja.



dingin dini hari dilawan dengan secangkir kopi bintang-bintang meggantikan lampu kota di puncak jalan menanjak pukul tiga pagi akhirnya...

Bromo

dingin dini hari dilawan dengan secangkir kopi
bintang-bintang meggantikan lampu kota
di puncak jalan menanjak pukul tiga pagi
akhirnya mereka kalah ketika hari mulai punya mata
indahnya ciptaanNya mulai terlihat
gunung, tebing, pepohonan, dan perempuan

di dingin pagi hari semua terlihat berasap
makanan, minuman, bernafas, buang air kecil, juga t*i kuda
juga asap mengepul dari jip hardtop, padahal itu debu yang beterbangan
pakailah maskermu
agar upil tidak menghitam akibat debu vulkanik

jip hardtop menuju s(y)a(h)bana yang dikelilingi gunung
kiri kanan kulihat wallpaper windows xp
aku tak melihat banteng, singa, ular, maupun semut-semut merah
yang berbaris di dinding menatapku curiga seakan penuh tanya sedang apa di sini menanti pacar jawabku
aku hanya melihat bayang-bayangmu, ujian kompre

awan turun menjadi kabut
mau menemani pasir yang sudah ada temannya
aku ingin mengajakmu ke sini menikmati dunia nyata ini
tidak dalam dunia chatting, pesan singkat, apalagi dunia mimpi

kuda tak bertanduk dan tak bersayap berebut dicarikan penunggang
yang ingin mengantar ke 240 anak tangga menuju kaldera
asap belerang antre keluar dari dalam bumi
aku melihatnya dari pagar pinggir kawah
aku mencari namamu yang mungkin sudah pernah bersama orang lain
di pagar yang penuh tulisan vandalisme sok romantis 
tapi sayang, walaupun bekal air masih ada, aku hanya bisa merenung karena baterai hp habis



**
tulisan ditulis agar dibaca
olehmu saudara-saudara, teman-teman, dan (para) calon istri
tentang perjalanan nebeng dan gratis

Seperti biasa, saya pulang kampung tahun ini naik kereta api Malabar, Bandung-Malang. Kebetulan bareng Arek Malang lainnya, angkatan 2013, ...

Mudik 2015, Tragedi Kereta Depan

Seperti biasa, saya pulang kampung tahun ini naik kereta api Malabar, Bandung-Malang. Kebetulan bareng Arek Malang lainnya, angkatan 2013, tapi beda kursi. Kereta Malabar berangkat dari Bandung pukul 16.50. Perjalanan ini tidak terasa menyedihkan walau engkau tak duduk di sisiku kawan. Tapi biasa-biasa saja. Lagunya Om Ebiet G. Ade kurang cocok. 

Setibanya di Stasiun Blitar, kereta berhenti agak lama. Saya kira sedang menurunkan banyak barang kiriman, tapi bukan. Ketika itu jam tangan menunjukkan sekitar setengah 7 pagi. Kereta belum berangkat, bahkan ada kereta Gajayana (Jkt-Mlg) yang berhenti juga. Ternyata ada kabar Kereta Api Matarmaja (Jkt-Mlg) anjlok di daerah Wlingi, Kab. Blitar. Kereta tersebut beberapa km di depan kereta Malabar ini. Belum tahu parah atau tidak. Beberapa menit kemudian kereta Malabar berangkat lagi, tapi cuma sampai di stasiun Talun dan berhenti lagi. Di sini banyak penumpang yang turun dan pindah naik bus kota sampai Malang. Saya masih mencoba menunggu. Waktu itu sudah pukul setengah 9 pagi. Harusnya kereta Malabar sampai di Malang jam 9 pagi sedangkan perjalanan dari Blitar masih sekitar 1,5 jam lagi. Sampai akhirnya saya bertanya ke salah satu petugas, katanya masih lama kalo ada peristiwa seperti ini. Saya memutuskan pindah naik bus juga. 

Saya naik bus Bagong meninggalkan adik tingkat 2013 yang masih tetap menuggu di kereta. Beberapa km setelah saya naik, di daerah Wlingi, ada rombongan penumpang yang naik juga. Ternyata rombongan itu adalah para penumpang dari kereta Matarmaja yang anjlok tadi pagi. Dari dalam bus, terlihat kereta yang anjlok itu tertutupi sedikit pepohonan di rel di samping jalan raya. Saya tanya ke salah satu penumpang, katanya yang anjlok hanya gerbong utamanya saja, gerbong penumpang tidak apa-apa. Alhamdulillah tidak ada korban jiwa. Katanya, tiba-tiba roda gerbong itu sudah keluar dari rel. 

Proses evakuasi gerbong yang keluar jalur itu memakan waktu yang cukup lama. Pihak terkait mendatangkan gerbong bantuan dari Malang untuk menanganinya. Peristiwa ini mengakibatkan keterlambatan kereta tiba di tujuan, termasuk kereta Malabar dan Gajayana di belakangnya. Menurut kabar dari penumpang Malabar, kereta baru sampai di Malang sekitar pukul 2 siang. 


Day 29, 6 Juli 2015 Mengawali minggu terakhir saya KP di PT. LEN, say memperbaiki software Peta Digital lagi. Saya berhasil membuat Pet...

KP Week 7: The Best for The Last (The Power of Kepepet)

Day 29, 6 Juli 2015
Mengawali minggu terakhir saya KP di PT. LEN, say memperbaiki software Peta Digital lagi. Saya berhasil membuat Peta digitalnya mempunyai batas, yaitu tepi-tepi gambar peta Bandung yang dipakai. Peta tidak bisa digeser atau di-zoom melebihi batas daerah Bandung. Setelah itu saya kalibrasi lagi agar konversi koordinat geografis menjadi pixelnya lebih akurat lagi. Terakhir, saya mengganti culture di program Peta Digital yang sebelumnya format Indonesia menjadi ”en-US”. Hal ini dilakukan untuk mengubah format titik dan koma pada sebuah bilangan desimal menjadi format Internasional.

Day 30, 7 Juli 2015
Kalau dihitung, hari ini tepat 30 hari kerja saya di LEN. Hari ini saya beralih ke hardware lagi. Pertama, saya mendesain casing modul tracking yang mau dibuat. Casingnya adalah box enclosure plastik hitam yang dibeli di Japlaz 10ribuan. Kemudian saya meminta tolong ke anak-anak SMK yang PKL(KP) di LEN juga untuk melubangi kotak hitam tersebut sesuai dengan yang saya desain. Selain box, ada yang saya minta tolong ke orang lain juga, yaitu pekerjaan solder-menyolder. Usul dari Pak Arkan, mending minta tolong saja ke ahlinya daripada lama dan bisa nyambi pekerjaan lain. Saya meminta tolong pekerjaan solder-menyolder ke karyawan yang memang tiap harinya diwarnai dengan solder-menyolder SMD. Sangat ahli memang, mereka sudah lihai dalam menyolder SMD apalagi menyolder biasa. Sambil menunggu bala bantuan selesai, saya mengupas-ngupas kabel-kabel yang diperlukan. "Sroot.. Sroot..". Bukan menangis, tidak sama seperti mengupas bawang, saya cuma pilek saat itu.
Setelah semua bala bantuan selesai, saya mulai merakit 1 modul tracking. Jadinya seperti ini.


Jeroannya

Ada casingnya


Hari ini saya Cuma menghasilkan 1 dari 2 modul yang harus dirakit karena masih ada 1 baterai yang belum datang dari toko online.


Day 31, 8 Juli 2015

Selasa malam kemarin baterai yang saya pesan sudah saya terima. Hari ini bisa merakit modul tracking ke-2. Bentuknya sama dengan modul pertama. Setelah itu selesai, saya dan Pak Arkan mencoba modul yang sudah punya casing ini. Bisa terhubung ke server, tapi belum bisa mendapatkan data GPS karena di dalam gedung. Besok baru dicoba keluar gedung dan ke jalan besar untuk pengujian skala besar. Setelah itu saya menyicil laporan. Di sela-sela itu, seperti biasa, kami ngobrol-ngobrol melapas penat. Satu poin penting pada obrolan kali ini adalah: kalau sudah nikah itu enak, sudah ada yang memperhatikan kita (sebagai pria). Dulu rambut acak-acakan, pakaian tidak matching, dan lain-lain, sekarang ada yang mengomentari serta merapikan itu semua, tidak lain adalah isteri. Begitu sharing dari Pak Arkan. Intinya begitu lah. Jadi pengen. Haha


Day 32, 9 Juli 2015

Tahukah hari ini hari apa? Kamis.. dong.. ah (fluxcup).
Lebih dari sekedar hari Kamis biasa. Hari ini adalah hari pengujian modul tracking skala lebih besar. Beberapa minggu yang lalu kami melakukan pengujian cenderung hanya di suatu tempat di sekitar gedung dan parkiran LEN. Hari ini, pengujian akan dilakukan di sepanjang jalan Soekarno-Hatta, (bukan kenangan), dan ke daerah Dayeuhkolot.

Briefing dilakukan sebelum pengujian. Ternyata ada satu yang kurang, yaitu operator di server, karena saya dan Pak Arkan akan menguji modul tracking ini dengan melakukan perjalanan agak jauh. Arbet yang agak nganggur langsung dimanfaatkan saat itu juga untuk menjadi orang yang melihat peta selama say dan Pak Arkan “jalan-jalan” membawa modul tracking. Pak Arkan membawa modul RP205, sedangkan saya RP206. Di program server, di peta digital, akan terlihat 2 marker yang bergerak. Pengujian 2 modul ini dimaksudkan untuk menguji kemampuan sistem dengan multiclient.

Sekitar jam setengah 10 saya dan Pak Arkan mulai bergerak meninggalkan LEN dengan sepeda motor. Saya pinjam motornya Arbet. Modul Tracking yang aktif saya masukkan di tas tapi antena GPSnya saya keluarkan. Sementara itu, Arbet standby di depan server melihat peta dan merekam layar PCnya. Sesekali saya, Pak Arkan, Arbet saling menghubungi untuk membandingkan posisi. Terlihat di peta server, saya menyusuri Dayeuhkolot sampai PT.Inti, bergerak lompat-lompat karena GPS tidak terupdate secara lancar. Pak Arkan yang menyusuri sepanjang Jl. Soekarno-Hatta terlihat lebih lancar. Bahkan banyak terjadi error yang terjadi, ditunjukkan dengan marker saya dan Pak Arkan yang “terlempar” jauh dari jalur yang dilalui. Sekitar jam 12 siang, saya tiba duluan di LEN setelah melalui kemacetan dan vs kendaraan besar. Pak Arkan baru tiba beberapa menit kemudian karena jarak yang ditempuh lebih jauh.

Di dalam tas

Setelah ishoma tanpa ma, kami melihat kembali rekaman layar server tadi. Kemudian kami analisis masalah-masalah yang terjadi. Error yang terjadi tadi merupakan kesalahan data posisi GPS dari setelit sendiri, bukan karena modul. Selain itu, lamanya waktu mendapatkan data GPS (update posisi) juga dipertimbangkan untuk tetap menggunakan GPS atau mencari sistem posisi yang lebih baik untuk tracking.


Day 33, 10 Juli 2015

Hari ini full sampai sore saya mengerjakan laporan. Laporan yang masih sedikit isinya. Di sini lah saya yakin akan selesai karena kepepet. Sementara itu Pak Arkan mulai beres-beres mejanya, memindahkan PCnya dan lain-lain. Bukan ikut keluar dari LEN karena ini hari terakhir saya KP, tapi beliau pindah proyek dan pindah meja kerja. Proyek Fleet Management System di-pause di sini dulu karena ada proyek lain yang lebih membutuhkan dan ada isu-isu politik yang menyangkut FMS ini. Sebenarnya isu-isunya tentang kendaraan yang akan diujicoba menjadi client FMS ini, bus listrik kalo ga salah.

Ya, hari ini hari terakhir saya KP di LEN. Dengan sekuat tenaga kepepet saya berusaha menyelesaikan laporan hari ini juga. Ternyata untuk hari ini, Pak Arkan hanya minta sourcecode dan video tutorial ekstraksi peta dari GoogleMaps ke .PNG. Videonya ini yang baru mulai dibuat. Laporannya nanti malam tak apa-apa. Di akhir jam kerja, videonya sudah selesai tapi laporannya belum. Kami sempat ngobrol dulu, menyampaikan pesan kesan, nasihat, saran, kritik, dan lain-lain sampai benar-benar berpamitan. Ada satu quotes yang sangat saya kagumi dari Pak Arkan.

“Daripada menangkap kupu-kupu dengan jaring, lebih baik membangun taman bunga yang mengundang banyak kupu-kupu”
Maskudnya yang saya tangkap, lebih baik memperbaiki diri sendiri dulu untuk memperoleh sesuatu yang kita inginkan. Iya kan ya? 

Oh iya, sebenarnya saya mengajkan KP di LEN sampai tanggal 25 Juli. Tapi karena terpotong libur hari raya dan kalau masuk setelahnya cuma 3 hari dan itu tidak efektif, kami menyepakati hanya sampai tanggal 10 Juli ini. Laporan baru selesai malam harinya dan baru dikirim keesokan paginya, begitulah, kepepetnya pas jam segitu. Saya mendapat uang makan, sertifikat, penilaian, serta banyak pengalaman yang sangat berharga.

Terima kasih LEN, terima kasih Pak Arkan.

Day 24, Senin 29 Juni 2015 Peta digital belum selesai fitur tambahannya, Pak Arkan menambah pekerjaan lain agar tidak bosan berputar-pu...

KP Week 6: Belanja

Day 24, Senin 29 Juni 2015
Peta digital belum selesai fitur tambahannya, Pak Arkan menambah pekerjaan lain agar tidak bosan berputar-putar di peta digital, yaitu menambah fitur client menerima pesan dari server yang ditampilkan di LCD. Tapi saya mengerjakan peta digital dulu. Saya mencoba mengatur transparansi marker yang tumpang tindih dari jumat lalu.
Setelah dhuhur, peta digital belum bisa seperti yang diinginkan. Saya mencoba beralih ke client, modul tracking lagi. Idenya sudah ada, yaitu membuat timer interrupt memeriksa apakah ada kiriman data dari server. Tapi dalam pembuatannya cukup susah juga. Mungkin hari ini saya kebetulan sedang agak malas, mungkin sudah bosan duduk di sini terus. Program ini pun belum berhasil. Tidak ada hasil hari ini.

Day 25, Selasa 30 Juni 2015
Sementara bulan Juni sudah akan berakhir, saya masih berkutat dengan marker peta digital seperti kemarin. Tidak ada hubungannya memang.  Hari ini juga tambahan anggaran yang diajukan Pak Arkan kemarin langsung direview sama Pak Bos. Rencana awal kami menggunakan casing dari kardus bekas diganti mencadi enclosure box plastik yang lebih baik. Kardus bekas itu ide saya sih. Di sini terlihat perbedaan antara produk yang dihasilkan perusahaan dengan produk yang dihasilkan mahasiswa.
Berikutnya, saya melanjutkan menambahkan tooltip pada tiap marker yang ditambahkan, dan berhasil tapi butuh waktu utk update. Beberapa saat kemudian tiba-tiba ada yang lewat di otak saya. Saya mengakali transparansi yang tak kunjung berhasil itu dengan bringtoFront marker yang posisinya lebih di bawah. Yeah. Setelah itu berhasil, saya melanjutkan mencari baterai di toko online dan web-web hobi-hobi mainan.


   
Bandung DigiMap by dfsyahbana

Day 26, Rabu 1 Juli 2015
Hari ini saya sudah menemukan baterai yang cocok di toko online dan stoknya ada. Saat itu juga langsung saya pesan 2 buah. Kemudian Pak Arkan menjelaskan kepada saya bentuk laporan yang beliau minta, tidak terlalu formal, cukup semacam summary Peta Digital dan Modul Tracking.
Hari ini saya mencoba lagi membuat modul tracking dapat menerima string data dari server. Sebenarnya ini sudah masuk ke scheduling, Pak Arkan tidak terlalu memprioritaskannya. Jaringan Indosat sempat bermasalah, internet di HP saya pun begitu.    

Day 27, 2 Juli 2015
Inilah hari di mana saya dan Pak Arkan keluar kantor. Setelah beberapa barang dipesan, kami menuju Jaya Plaza untuk mengambilnya. Sesaat sebelum berangkat, saya sempat membuka e-mail, ternyata stok baterai yang kemarin dipesan tinggal 1. Dengan sigap saya cari yang lain. Karena sudah ada cadangan, dengan cepat saya dapat yang lain. Katanya stoknya ada 2. Pas.
Kami berangkat ke Jaya Plaza naik motor. Pak Arkan yang mengemudikan dan saya dibonceng memangku CPU Server yang akan diupgrade. Di saku, Saya membawa breadboard dan GSM/GPS Shield yang nanti akan dicarikan kotak casingnya. Selama di perjalanan saya menghubungi toko hobi RC lewat WA langsung memesan baterai.
Sesampainya di Jaya Plaza, ternyata tokonya belum buka, Central Electronics maupun tempat upgrade PC. Mungkin karena kami terlalu pagi. Kami menunggu sejenak duduk di teras Mushala sambil ngobrol-ngobrol. Kami membicarakan sistem korporasi di LEN vs perusahaan yang memakai Key Index Performance. Cukup menarik, bisa dijadikan gambaran nanti kalau saya mau cari kerja. Pak Arkan juga memberi tahu kalau ada pihak ketiga yang mengerjakan proyek bersama LEN, yaitu kebanyakan perusahaannya dosen ITB.
Setelah beberapa saat membicarakan banyak hal, kami menuju toko yang kami tunggu bukanya. Masih satu toko yang buka, upgrade PC server. Pak Arkan yang menunggu di sana, saya menuju toko yang lain mengambil pesanan barang, tapi menunggu tokonya buka dulu. Saya mencari kotak casing juga. Tiba-tiba bapak penjual baterai memberi tahu, stok baterainya tinggal 1. Yasudahlah, 1 yang lain terpaksa beli di toko online. Kami mengambil baterai di Piset Mall di Jl. Peta. Mall yang cukup sepi. Setelah semua beres, kami menuju ke tempat pangiriman barang untuk mengambil pesanan Pak Arkan untuk servernya. Sangat jauh dari Jaya Plaza.
Kami tiba kembali di LEN sekitar setengah satu siang. Setelah ishoma, kami memeriksa kembali barang-barang yang tadi didapat. Hasilnya, ada barang yang salah. GSM/GPS Shield yang tadi di saku jaket saya sedikit bermasalah, salah satu kapasitornya lepas dan kakinya patah. Mungkin karena sedikit terjepit CPU yang saya pangku.  

Day 28, 3 Juli 2015
Karena ada peristiwa di hari sebelumnya, saya ke Jaya Plaza lagi menukarkan komponen yang salah. Saya diizinkan datang terlambat untuk menukarkan komponen dan membeli kapasitor baru. Saya baru datang di LEN jam setengah 12 kurang sedikit.
Setelah Jumatan, saya mencoba-coba memakai charger baterai Li-Po yang perlu beberapa pengaturan. Mungkin sudah banyak teman-teman yang pernah memakai charger Imax B6 atau sejenisnya, tapi saya baru pertama kali ini. Pagi tadi ternyata internet LEN sedang mengalami gangguan. Ketika kami mencoba lagi, client modul tracking tidak bisa terhubung ke server. Sampai jam pulang kantor pun masih belum bisa. Padahal minggu depan akan dilakukan pengujian dengan skala yang lebih besar.

Day 19, Senin 22 Juni 2015 Karena minggu lalu programnya masih direset manual kalo ada kesalahan, hari ini saya membuat modul trackin...

KP Week 5: Komponen

Day 19, Senin 22 Juni 2015

Karena minggu lalu programnya masih direset manual kalo ada kesalahan, hari ini saya membuat modul tracking bisa reset sendiri kalo ada kesalahan, kalo koneksi terputus, dan looping-looping lainnya. Kemudian saya mencobanya di dekat jendela kantor. Program bisa reset otomatis kalau ada yang salah, tapi data GPS tidak bisa didapat. Udah itu aja. Oh, juga ada kabar mengejutkan. Pak arkan mau dipindah ke proyek lain setelah lebaran, jadi siapa yang akan meneruskan proyek ini sementara saya sudah tidak KP?


Day 20, Selasa 23 Juni 2015

Oke, program reset otomatis sudah bisa bekerja. Sekarang saatnya pengujian modul tracking benar-benar di luar gedung seperti minggu lalu. Bedanya hari ini saya hampir setengah hari di luar kantor. Saya mencoba mencari data GPS di teras masjid agar terdeteksi satelit. Modul Tracking FMS saya letakkan di halaman masjid dengan kabel power supply yang teruntai panjang sementara saya berteduh di teras. Sesekali saya lihat di LCDnya, Modul Tracking FMS itu berhasil mengirimkan data GPS ke server. Sesekali juga saya edit-edit programnya tapi akhirnya saya kembalikan lagi ke program semula. Kemudian saya santai-santai menunggu dhuhur, padahal itu masih jam 11.

Setelah dhuhur, Pak Arkan mengadakan rapat kecil-kecilan. Dalam rapat tersebut kami membahas apa yang akan dilakukan setelah ini karena modul trackingnya sudah berhasil bekerja. Nah, yang dilakukan setelah ini adalah melengkapi modul tracking dan menambah jumlahnya jadi 2. Maka dari itu, perlu tambahan komponen untuk client: Arduino(1), Baterai Li-Po 7-12 V 5000mAh (2), Chargernya, LCD 16x2(1), Breadboard(1), Jack DC (2), Saklar, Jumper, Casing, kartu Indosat berpaket internet, dan antenna GPS yang lebih kuat. Komponen Client semua saya yang cari sementara Pak Arkan melengkapi server agar lebih mumpuni dengan menambah RAM dan VGA. Rapat akan dilanjutkan di keesokan hari dengan sedikit laporan modul tracking.


Day 21, Rabu 24 Juni 2015

Permasalahan si modul tracking tidak ada yang aneh-aneh lagi karena sepertinya semua sudah dibahas di hari-hari sebelumnya. Kami rasa sudah cukup dengan meng-upgrade-nya dengan komponen-komponen kemarin.

Tugas saya dikembalikan ke pengerjaan Peta digital, yaitu menambah beberapa fitur yaitu: Data grid, Penambahan banyak marker, transparansi arker, dan lain-lain. Semua itu dikerjakan sembari mencari baterai yang cocok untuk si modul tracking. Kalau bisa langsung pesan. Di sini lah saya kenal Pak Sukirman Central Electronics. Melalui WA, saya menanyakan stok komponen yang saya perlukan kemudian memesannya. Di Central Electronics, komponen yang kami perlukan untuk modul tracking ada semua kecuali baterai, charger, dan saklar. Kata Pak Arkan, chargernya harus cocok dengan baterai. Mencarinya kalo udah dapet baterainya. Eh, kartu indosat juga belum.


Day 22, Kamis 25 Juni 2015
Berkutat lagi dengan software peta digital. Hari ini saya berhasil membuat datagrid, berhasil membuat fungsi add marker, dan background marker berhasil transparan. Tidak semudah itu mentransparankan background objek (.png) di Visual studio C#. Kemudian dilanjutkan mencari-cari baterai lagi. Tapi masih ada masalah lain, antarmarker backgroundnya tidak transparan, transparannya cuma ke peta.


Day 23, Jumat 26 Juni 2015
Hari ini melanjutkan permasalahan peta digital sembari cari baterai dan charger yang tak kunjung ada kejelasan.


Day 14 (15 Juni 2015) Wah sudah minggu ke-4. Hari ini diawali dengan diskusi FMS, plus minusnya selama ini, dan memfokuskan pekerjaan...

KP Week 4: Action

Day 14 (15 Juni 2015)

Wah sudah minggu ke-4. Hari ini diawali dengan diskusi FMS, plus minusnya selama ini, dan memfokuskan pekerjaan ke bagian tracking monitoring dulu. Kemudian dilanjutkan dengan diskusi konversi peta geografis ke diagramatikal, mengolah database, dan mencari cara agar scanning database tidak terlalu banyak, yaitu menggunakan fasilitas polygon. Setelah itu saya mencari peta Bandung Raya yang lebih mudah digunakan di peta digital yang beresolusi sangat tinggi. Saya berhasil nemu caranya mengambil peta di googlemaps, pake html. Petanya berukuran 7387x5500 pixel sebesar 19 MB.  

Siang harinya saya dan Pak Arkan mempresentasikan progress proyek FMS ini kepada Pak Agung selaku kepala divisi Pustekin LEN. Bagian saya mendemokan peta digital yang sudah dibuat. Sempat deg-degan karena Pak Arkan mengajak saya presentasi secara mendadak. Alhamdulillah berhasil walaupun ada sedikit masalah di marker petanya, malah disuruh menambah fitur highlight di setiap trayek transportasi umum.


Day 15 (16 Juni 2015)

Karena peta yang didemokan kemarin belum peta terbaru yang 19 MB itu, hari ini saya mengganti gambar di peta digital dulu. Kemudian kalibrasi titik-titik pentingnya dengan googlemaps, ini memerlukan ketelitian yang super. Di tengah jam kerja , Pak Arkan cerita pengalamannya danusan pas di kampus, dari jualan donat sampai jualan jaket ME dan MUSLIF.

Setelah menunggu beberapa hari ini akhirnya ip publik yang dipesan sudah bisa digunakan. Setelah software peta digital selesai lagi, saya beralih ke hardware Arduino dan Modul GSM-GPS sebagai client. Bermain-main lah saya dengan modul ini dan baru bisa terhubung ke server pas mepet-mepet waktu pulang. Tapi itu saya masih mengetikkan ATcommand secara manual, belum otomatis program berjalan sendiri. ATcommand adalah command-command yang digunakan untuk mengatur SIM908 (Modul GSM GPS) untuk banyak hal, seperti menyambung ke internet dan mendeteksi GPS.


Day 16 (17 Juni 2015)

Bermain-mainnya dilanjutkan. Untungnya pada percobaan client awal ini menggunakan Arduino yang codingnya tidak terlalu sulit. Sebelum dhuhur akhirnya berhasil membuat program otomatis yang bisa menyambung sendiri ke server. Sudah berhasil juga mengirim sebuah string “Selamat Pagi”, tapi belum beranjak ke bermain GPS. Step by step yang dilakukan untuk menyambung hampir sama dengan program client-server yang dulu sudah dibuat. Masalah-masalah yang muncul adalah sulitnya menyambung ke APN (kami menggunakan indosat) di jam-jam sibuk, powernya kadang mati sendiri, dan server menerima string burst kosong yang entah muncul dari mana padahal client hanya mengirimkan 1 string.

Karena keesokan hari sudah memasuki bulan Ramadhan, jam kerja kantor LEN hanya setengah hari. Katanya budayanya begitu. Segala puji bagi Tuhan Semesta Alam, sekali-sekali tidak pulang sore. Di sisa waktu sampai sore, Pak Arkan malah menyuruh saya membeli baterai untuk modul GSM-GPS agar bisa digunakan keluar gedung nantinya.

Hari ini kebetulan sedang tidak bersama sepeda merah. Saya pulang bersama Daniil dan Aziz rencananya pulang dijemput sopir, sopir angkot. Siang itu angkot yang dinanti-nanti tak kunjung tiba. Memang inginnya mencoba jalur angkot yang berbeda, Kalapa-Mengger, yang lebih praktis sampai kosan. Tapi harapan itu seakan sirna karena si dia tak kunjung datang. Setelah menimbang, mengingat, dan memperhatikan kondisi saat itu, akhirnya kami memutuskan untuk naik bus Damri, Damri yang mewah. Haha 


Day 17 (18 Juni 2015)

Marhaban Ya Ramadhan. Sampai juga di bulan yang dinanti-nanti ini. Hari ini masih berkutat dengan si client. Maafkan saya yang lupa, tidak membawa baterai hari ini. Tapi memang belum saatnya mencoba di luar karena hari ini masih memperbaiki server dulu, client-nya juga belum dimasuki program GPS. Server malah sempat freeze karena serangan string burst seperti kemarin. Di akhir hari, server sudah bisa tidak freeze walaupun masih ada string kosong yang terkirim secara burst, dan si client sudah bisa diprogram bagian GPSnya tapi masih unknown karena mencobanya di dalam gedung.


Day 18 (19 Juni 2015)

Saya membawa baterainya. Sebelum mencoba di luar, kami menambahkan LCD untuk menampilkan proses client yang sedang berjalan. Kami mulai mencobanya di luar, jalan-jalan di komplek LEN. Saya berkali-kali keluar masuk gedung naik-turun tangga karena ada beberapa masalah di program. Ada yang sepele ada yang tidak sepele. Saya kurang menambahkan looping reset untuk cek koneksi, bahkan ada yang hanya kurang satu huruf di sourcecodenya. Pak Arkan Cuma beberapa kali keluar gedung karena harus berjaga di depan server.

The Client

Sebenarnya sudah beberapa kali mengirim data GPS ke server, tapi datanya belum benar karena kesalahan konversi. Entah mengapa di luar pun masih sulit dan lama mendapatkan data GPSnya. Pada peta di server, objek client masih belum menunjukkan tempat yang benar, yaitu harusnya di kantor LEN. Setelah itu saya mengubah lagi fungsi konversinya. Agar tak keluar masuk gedung naik turun tangga, kami mencobanya di jendela kantor. Sama sulit dan lamanya mendapatkan data GPS. Akhirnya berhasil pukul 16.21.

Day 10 (8 Juni 2015) Tanggal 8 Juni 2015, saya melanjutkan membuat peta digital yang belum berhasil di minggu sebelumnya. Masih menco...

KP Week 3: Melanjutkan


Day 10 (8 Juni 2015)
Tanggal 8 Juni 2015, saya melanjutkan membuat peta digital yang belum berhasil di minggu sebelumnya. Masih mencoba konversi dari koordinat latitude longitude yang berupa decimal degree ke pixel di gambar peta. Sorenya dilanjutkan ngobrol-ngobrol dengan Pak Arkan perbedaan kerja lapangan dan RnD, cerita S2nya, cerita dosen-dosen jaman dulu, sampai tentang HME dan kasus Pak Mamo.

Day 11 (9 Juni 2015)
Akhirnya konversi decimal degrees ke pixel berhasil. Metodenya adalah dengan menggabungkan rumus Haversine, aturan cosinus, dan permainan koordinat cartesius. Peta yang saya buat hanya sebatas kota bandung saja dengan gambar yang beresolusi tinggi. Sekarang peta digital buatan saya dapat menerima input latitude longitude seperti di google maps lalu menunjukkan lokasinya dengan marker di gambar peta. Sayangnya peta yang saya buat masih belum terlalu akurat. Kalibrasi titik-titik penting yang menjadi basisnya sangat sulit karena peta yang saya gunakan berbeda dengan googlemaps sebagai alat kalibrasinya.

Day 12 (10 Juni 2015)
Hari ini melanjutkan fasilitas zoom pada peta digital setelah dapat menerima input koordinat geografis. Zoom yang saya buat adalah zoom menggunakan scroll mouse. Sementara itu, Pak Arkan masih bingung menunggu IP Public yang dipesan tak kunjung bisa digunakan. Bagian database yang dikerjakan Pak Arkan juga sudah selesai, tinggal mencobanya connect ke jaringan.

Tidak KP, 11 Juni 2015
Hari ini saya izin tidak masuk karena mau mengurus sesuatu di kampus. Awalnya cuma izin setengah hari, tapi karena belum ada yang bisa dilanjutkan lagi, Pak Arkan mengizinkan sekalian satu hari. Peta digital sudah selesai, program database yang dikerjakan Pak Arkan juga sudah selesai.

Day 13 (12 Juni 2015)

Ketika saya datang ke ruangan, meja Pak Arkan kosong, computer belum menyala dan tidak ada jaket seperti biasanya. Sepertinya Pak Arkan tidak masuk. Saya Tanya ke teman yang masuk hari Kamis, ternyata Pak Arkan juga tidak masuk. Haha. Ya memang belum ada yang bisa dikerjakan lagi sebelum IP Publik bisa digunakan. Saya main-main, baca-baca, seperti tidak ada kerjaan. Tidak ada kabar juga dari Pak Pembimbing. Mau tanya juga agak males, bisa-bisa nanti dikasi kerjaan baru. Haha. Akhirnya sekitar jam 2 siang saya pun inisiatif tanya ke pak Arkan lewat SMS. Memang benar, saya dikasi kerjaan. Saya disuruh ke Pak Edi, bagian sisfo, untuk menanyakan bagaimana menghubungkan softwarenya ke jaringan. Katanya harusnya alamat IP yang dipesan sebenarnya sudah bisa digunakan. 

Day 6 (1 Juni 2015) Ini adalah salah satu Harpitnas, tapi karyawan LEN Industri tetap harus masuk kerja. Biasanya ketika saya datan...

KP Week 2: Di Depan Laptop


Day 6 (1 Juni 2015)
Ini adalah salah satu Harpitnas, tapi karyawan LEN Industri tetap harus masuk kerja. Biasanya ketika saya datang sudah terdapat jahim HME di kursi Pak Arkan yang menandakan beliau sudah datang. Tetapi hari ini tidak ada. Pak Arkan sedang berhalangan hadir karena sakit. Saya baru mendapat sms beliau sekitar setengah 9. Sebelum jam setengah 9 saya sudah berhasil memperbaiki program Client-Server dengan socket programming yang kemarin bermasalah. 

Lewat sms,Pak Arkan menyuruh saya untuk memesan IP Publik ke bagian Sisfo di gedung A. Di sana, saya hanya diberi selembar formulir Order Pekerjaan yang saya tidak tahu harus mengisi apa karena tidak ada detail untuk memesan IP Publik pada formulir tersebut. Kemudian setelah saya tanya Pak Arkan, beliau menyuruh untuk menaruh form itu di meja kerjanya. Lalu beliau berpesan untuk saya, belajar jaringan computer dulu, nanti akan dkirimkan deskripsi tugas selanjutnya. LAN, MAN, WAN, Ethernet, GPRS, EDGE, HSDPA, 4G, dan lain-lain saya cari-cari. Ada beberapa yang saya sulit memahaminya. Tidak ada media belajar lain selain laptop dengan koneksi internet.

Sekitar jam setengah 2, hujan turun sangat deras, badai. Ruangan Pustekin seperti bocor, tapi sebenarnya hanya cipratan air dari ventilasi atas ruangan. Cipratan air tersebut hanya di samping ruangan sebelah timur. Tapi cukup banyak juga airnya. Tempat saya termasuk yang kena. Beberapa orang mulai panik. Karyawan-karyawan lain berusaha melindungi meja kerjanya, menutupinya dengan kardus besar. Ada yang pindah tempat juga, termasuk saya. Saya mengungsi ke ruang rapat ikut teman-teman lain yang sudah di sana. Saya melanjutkan baca-baca apa yang ada di laptopdi ruang rapat. Akhirnya saya di sana terus sampai pulang.

Day 7 (3 Juni 2015)
Ternyata ada anak eltoro yang baru masuk KP minggu ini: Fendi, Arbet, Clinton, dan Aziz. Tapi tetap saya sendiri di proyek FMS. Hari ini Pak Arkan Sang Pembimbing belum masuk. Kali ini lewat e-mail beliau mengirimkan deskripsi singkat apa yang harus saya lakukan.

- Mempelajari Sistem Koordinat Geografis Bumi (Latitude, Longitude)
- Konversi bentuk degrees minute second ke decimal degree,
- Kembangkan ide untuk membuat peta digital dengan basis input koordinat geografis bumi, basis output koordinat kartesius  

Rencananya besok Kamis akan berdiskusi. Sistem Koordinat Geografis Bumi yang saya pelajari hanya sistem Latitude (Lintang) dan Longitude (Bujur) saja walaupun banyak yang lain. Intinya adalah untuk menunjukkan sebuah posisi di bumi digunakan garis khayalan garis lintang (garis yang melintang di bumi) dan garis bujur (garis yang membujur) Namanya juga lintang dan bujur. Nilai lintang dan bujur dinyatakan dalam derajat, menit, dan detik, seperti yang kita tahu sejak Sekolah Dasar. Tapi di googlemaps atau peta online lainnya latitude dan longitude lebih sering dinyatakan dalam angka desimal dengan satuan derajat saja. Ternyata cukup mudah untuk konversi dari DMS(degree, minutes, seconds) ke Degree saja. Satu derajat = 60 menit, dan 1 menit = 60 detik. Perhitungannya adalah seperti ini: Decimal degree = degree + minutes/60 + seconds/3600. Nah, kebalikannya juga cukup mudah. Untuk mencari nilai degree dari decimal degree cukup diambil bilangan bulatnya, atau buang angka di belakang koma. Dapat dikatakan fungsi floor. Untuk mendapatkan nilai minutes, angka di belakang koma yang dibuang tadi dikali 60 lalu dibuang angka di belakang komanya. Angka di belakang koma yang terakhir tinggal dikali 60 untuk mendapatkan nilai seconds.

Konversi decimal degrees ke dms:
                                degree = floor(decimal degree)
                                minutes = floor(60x (decimal degree - degree)
                                seconds = floor(60x(decimal degree – degree – minutes))

Terakhir, saya mencari ide untuk tugas yang ke-3. Ide saya sederhana. Menurut saya, cukup mencari nilai decimal degreenya, lalu dengan mudah kita jadikan nilai tersebut sebagai koordinat x dan y dalam kartesius. Mungkin Fleet Management System ini masih akan diimplementasikan di kota Bandung, atau dalam lingkup satu kota saja. Kira-kira rentang koordinatnya tidak sampai lebih dari 1 derajat. Oleh karena itu, cukup menggunakan nilai minutes dan seconds nya atau nilai angka di belakang komanya untuk dijadikan koordinat x y pada kartesius.Besaran latitude sebagai koordinat x dan longitude sebagai y. Oiya, untuk lebih memudahkan, menurut saya perlu kita menentukan titik nol sendiri sebagai basis, misalnya pada titik latitude longitude sekian. Kemudian nilai-nilai lain dikalibrasikan dengan menguranginya dengan nilai basis tersebut. Nantinya akan terbentuk nilai-nilai baru yang sesuai. Saya belum tahu ide saya besoknya akan bisa diimplementasikan atau tidak.

Sebenarnya jam 11 siang saya sudah menyelesaikan tugas hari ini. Saya tidak tahu mau apa lagi siangnya sampai pulang. Satu hari penuh di depan laptop juga. Paling jalan-jalan keluar pas ishoma.

Day 8   (4 Juni 2015)
Hari ini, saya diberi 2 pilihan untuk melanjutkan proyek FMS. (1) Main jaringan dan database pake Ubuntu, 2 OS dalam 1 PC. (2) Membuat software Peta digital dengan teori-teori yang sudah dipelajari sebelumnya, membuatnya dengan Visual Studio C#. Keduanya pertama bagi saya. Saya lebih memililh membuat software peta digital karena lebih bisa membayangkan bagaimana membuatnya. Mungkin besok-besok diperlukan lagi untuk membuat Interface sesuatu. Sampai Ashar saya masih berkutat dengan mengenali bahasa C# untuk pemrograman peta digital. Setelah Ashar, mungkin Pak Arkan juga udah suntuk, kami ngobrol-ngobrol santai sampai setengah 5 lalu pulang. Katanya, dulu pas beliau S2, disuruh membuat paper public tapi duitnya dikasi ke dosen. Di dunia kerja, sebagian besar ilmu yang digunakan bisa berbeda dengan yang didapat pas kuliah. Ngobrol-ngobrolnya juga di depan laptop walaupun tidak menggunakan laptop.

Day 9 (5 Juni 2015)
Hanya satu pekerjaan hari ini. Hari ini hanya berkutat dengan pembuatan peta digital. Saya baru bisa memindahkan obyek dengan keyboard dan zoom in-zoom out obyek tapi masih kurang bagus. Seperti prodi sebelah. Saya di depan laptop terus, haha. Pembuatan peta digital akan dilanjutkan ke minggu depannya mulai hari Senin.



Apalah daya seseorang seperti saya yang cuma punya sepeda tapi bannya lagi bocor. Apalagi saya sedang kerja praktik di tempat yang ...

Musim Cepat Berganti



Apalah daya seseorang seperti saya yang cuma punya sepeda tapi bannya lagi bocor. Apalagi saya sedang kerja praktik di tempat yang agak jauh dari kosan. Akhirnya saya pinjam motor ke teman saya. Sepulang kerja praktik, saya mengembalikan motor itu ke teman saya di kampus. Pulang ke kosan naik angkot Cisitu-Tegallega, angkotnya cukup bagus dan nyaman.

Ya begitulah naik angkot. Untungnya, tidak terlalu berdesakan. Dengan santai dan melamun senja memikirkan si dia, saya duduk terdiam mendengarkan pengamen dan lalu sampailah di ujung perjalanan di depan Pusdiklat Geologi Cisitu. Saya lalu turun dan membayar 2000 rupiah. Baru satu langkah saya balik badan, sopir angkot memanggil saya.

"Mas, mas, udah gak musim 2000 mas."

Yoweslah pak, nyoh telungewu. Dalam hati sedikit tidak ikhlas, nurut saja mintanya pak sopir. Daripada berdebat malah bikin macet di jalan sempit itu. PADAHAL, dua hari yang lalu saya naik angkot Cisitu-Tegallega juga dari kampus juga dari tempat yang sama turun di tempat yang sama juga bayarnya Rp2000,00 , Dua Ribu Rupiah. BBM emang naik lagi ya? Nggak kan? Tarif listrik pun hanya yang nonsubsidi atau industri besar yang naik.

Musim macam apa coba yang berubah secepat ini? Musim penghujan dan kemarau yang tidak menentu pun masih lama tidak menentunya. Musim duren atau mangga atau buah lain pun masih bisa disimpan di dalam kulkas dulu. Penyanyi Marcell pasti jadi gimana gitu pas nyanyi lagunya, "Semusim", kalo cuma sesebentar itu. Atau jangan-jangan beliau itu pengendali musim?

Pertama kali naik angkot trayek ini, tarifnya masih 1000 dengan jalur yang sama. Sekarang malah 3x lipat weleh weleh. Kalau lebih melihat ke belakang lagi, memang kenaikan tarif tesebut disebabkan kenaikan harga barang lain seperti BBM, sembako, daging, cabai, dan lain-lain.  Tapi kan walaupun begitu harusnya harus turun juga ketika harga-harga lain menurun. Sebagai masyarakat awam ya begitulah pendapat saya. Dengan rentang waktu 2 hari memang harga-harga bisa naik. Tapi mengingat pernyataan bapak sopir tadi, sepertinya memang khusus mobil bapak itu yang tarifnya mahal dari dulu. Atau jangan-jangan keluarga bapak ini atau bapak ini sendiri kemarin pemain sepakbola, yang sekarang sudah terancam ekonominya karena kasus Menpora. Kalau memang benar, saya menyalahkan Menpora sekarang. wkwkwk.

Mohon maaf ya, pak sopir. Ya gini ini, harus hemat uang, pak. Jadi super saiya aja lah ya bisa terbang, atau pake HM02 Fly sama Charizard.