Day 14 (15 Juni 2015)
Wah sudah minggu ke-4.
Hari ini diawali dengan diskusi FMS, plus minusnya selama ini, dan memfokuskan pekerjaan
ke bagian tracking monitoring dulu. Kemudian dilanjutkan dengan diskusi
konversi peta geografis ke diagramatikal, mengolah database, dan mencari cara
agar scanning database tidak terlalu banyak, yaitu menggunakan fasilitas
polygon. Setelah itu saya mencari peta Bandung Raya yang lebih mudah digunakan
di peta digital yang beresolusi sangat tinggi. Saya berhasil nemu caranya
mengambil peta di googlemaps, pake html. Petanya berukuran 7387x5500 pixel
sebesar 19 MB.
Siang harinya saya dan
Pak Arkan mempresentasikan progress proyek FMS ini kepada Pak Agung selaku
kepala divisi Pustekin LEN. Bagian saya mendemokan peta digital yang sudah
dibuat. Sempat deg-degan karena Pak Arkan mengajak saya presentasi secara mendadak.
Alhamdulillah berhasil walaupun ada sedikit masalah di marker petanya, malah
disuruh menambah fitur highlight di
setiap trayek transportasi umum.
Day 15 (16 Juni 2015)
Karena peta yang
didemokan kemarin belum peta terbaru yang 19 MB itu, hari ini saya mengganti
gambar di peta digital dulu. Kemudian kalibrasi titik-titik pentingnya dengan
googlemaps, ini memerlukan ketelitian yang super. Di tengah jam kerja , Pak Arkan
cerita pengalamannya danusan pas di kampus, dari jualan donat sampai jualan
jaket ME dan MUSLIF.
Setelah menunggu
beberapa hari ini akhirnya ip publik yang dipesan sudah bisa digunakan. Setelah
software peta digital selesai lagi, saya beralih ke hardware Arduino dan Modul
GSM-GPS sebagai client. Bermain-main lah
saya dengan modul ini dan baru bisa terhubung ke server pas mepet-mepet waktu
pulang. Tapi itu saya masih mengetikkan ATcommand secara manual, belum otomatis
program berjalan sendiri. ATcommand adalah command-command yang digunakan untuk
mengatur SIM908 (Modul GSM GPS) untuk banyak hal, seperti menyambung ke
internet dan mendeteksi GPS.
Day 16 (17 Juni 2015)
Bermain-mainnya
dilanjutkan. Untungnya pada percobaan client
awal ini menggunakan Arduino yang codingnya tidak terlalu sulit. Sebelum
dhuhur akhirnya berhasil membuat program otomatis yang bisa menyambung sendiri
ke server. Sudah berhasil juga mengirim sebuah string “Selamat Pagi”, tapi
belum beranjak ke bermain GPS. Step by
step yang dilakukan untuk menyambung hampir sama dengan program client-server yang dulu sudah dibuat.
Masalah-masalah yang muncul adalah sulitnya menyambung ke APN (kami menggunakan
indosat) di jam-jam sibuk, powernya kadang mati sendiri, dan server menerima string burst kosong yang entah muncul
dari mana padahal client hanya
mengirimkan 1 string.
Karena keesokan hari
sudah memasuki bulan Ramadhan, jam kerja kantor LEN hanya setengah hari. Katanya
budayanya begitu. Segala puji bagi Tuhan Semesta Alam, sekali-sekali tidak
pulang sore. Di sisa waktu sampai
sore, Pak Arkan malah menyuruh saya membeli baterai untuk modul GSM-GPS agar
bisa digunakan keluar gedung nantinya.
Hari ini kebetulan
sedang tidak bersama sepeda merah. Saya pulang bersama Daniil dan Aziz
rencananya pulang dijemput sopir, sopir angkot. Siang itu angkot yang
dinanti-nanti tak kunjung tiba. Memang inginnya mencoba jalur angkot yang
berbeda, Kalapa-Mengger, yang lebih praktis sampai kosan. Tapi harapan itu
seakan sirna karena si dia tak kunjung datang. Setelah menimbang, mengingat, dan
memperhatikan kondisi saat itu, akhirnya kami memutuskan untuk naik bus Damri, Damri yang mewah. Haha
Day 17 (18 Juni 2015)
Marhaban Ya Ramadhan.
Sampai juga di bulan yang dinanti-nanti ini. Hari ini masih berkutat dengan si client. Maafkan saya yang lupa, tidak
membawa baterai hari ini. Tapi memang belum saatnya mencoba di luar karena hari
ini masih memperbaiki server dulu, client-nya
juga belum dimasuki program GPS. Server malah sempat freeze karena serangan string
burst seperti kemarin. Di akhir hari, server sudah bisa tidak freeze walaupun masih ada string kosong yang terkirim secara burst, dan si client sudah bisa diprogram bagian GPSnya tapi masih unknown karena mencobanya di dalam
gedung.
Day 18 (19 Juni 2015)
Saya membawa
baterainya. Sebelum mencoba di luar, kami menambahkan LCD untuk menampilkan
proses client yang sedang berjalan.
Kami mulai mencobanya di luar, jalan-jalan di komplek LEN. Saya berkali-kali
keluar masuk gedung naik-turun tangga karena ada beberapa masalah di program.
Ada yang sepele ada yang tidak sepele. Saya kurang menambahkan looping reset untuk
cek koneksi, bahkan ada yang hanya kurang satu huruf di sourcecodenya. Pak Arkan Cuma beberapa kali keluar gedung karena
harus berjaga di depan server.
Sebenarnya sudah beberapa
kali mengirim data GPS ke server, tapi datanya belum benar karena kesalahan
konversi. Entah mengapa di luar pun masih sulit dan lama mendapatkan data
GPSnya. Pada peta di server, objek client
masih belum menunjukkan tempat yang benar, yaitu harusnya di kantor LEN.
Setelah itu saya mengubah lagi fungsi konversinya. Agar tak keluar masuk gedung
naik turun tangga, kami mencobanya di jendela kantor. Sama sulit dan lamanya
mendapatkan data GPS. Akhirnya berhasil pukul 16.21.