Minggu, 27 Desember 2015 : Mengkaji lebih dalam Rencananya hari ini adalah memastikan jalur logistik via Kabandungan dan berdiskusi leb...

Menerangi Jalan di Kampung Lio (2)

Minggu, 27 Desember 2015 : Mengkaji lebih dalam

Rencananya hari ini adalah memastikan jalur logistik via Kabandungan dan berdiskusi lebih dalam tentang penerangan jalan dengan warga sorenya, selagi menunggu anggota tim Palapa yang lain sampai di Kampung Lio. Oiya, tim Palapa bersama logistik berangkat tanggal 27 malam dan sampai di Lio Senin Pagi.

Jalan-jalan menyusuri jalur Kampung Lio - Kabandungan dilakukan setelah sarapan. Pak Okay ikut tapi cuma sampai seperempat jalan. Selebihnya kami naik motor. Medan cukup ekstrem, apalagi untuk motor matik. Tapi Ojan sang pengemudinya dengan sigap dan tangkas bisa meliuk-liuk dan naik-turun di jalanan aspal berbatu. Ridhan yang memakai motor kopling lebih mudah menghadapi rintangan, hanya saja mungkin lebih berat di beban yang dibawanya, yaitu si Ahmad F.I.. Di Kabandungan, kami mampir di rumah kang Rhandy EL'11 untuk berkordinasi dengan ayahnya. Anggota tim Palapa lain akan datang ke sana dan singgah sebentar menunggu matahari terbit esok hari, lalu berangkat ke Lio.

  


Diskusi di Mushola, dan menentukan spot tiang solar panel

Setelah dari Kabandungan sempat mencari kesegaran dengan es kelapa muda, kami kembali lagi ke Kampung Lio. Sorenya, kami berdiskusi dengan warga rencana keesokan hari, dari gotong royong mengangkut komponen sampai pemasangan tiang, lampu, dan lain-lain. Malamnya, saya dan tim pendahulu lain jalan-jalan sekalian melihat-lihat titik-titik yang perlu diberi lampu jalan di kampung Lio.


Senin, 28 Desember 2015 : Execute!

Oiya, minggu malam tim pembawa logistik berangkat ke Kampung Lio. Mereka menggunakan 2 mobil untuk orang dan 1 pickup khusus barang. Mereka sampai di rumah Kang Rhandy di Kabandungan sekitar subuh sejak jam 23 mereka berangkat dari Bandung.

Ridhan si kahim terpilih dan saya senin pagi sudah menunggu menuju calon tempat pickup berhenti sedangkan Ojan dan Ahmad akan berangkat bersama warga. Pickup tidak bisa sampai di kampung Lio karena medan yang mustahil dilalui. Tempat pickup berhenti  sekitar 1 km kurang dikit jaraknya dari Kampung Lio. Jam 8 tim Palapa yang lain satu persatu datang naik ojek, disusul pickup berisi komponen. Para warga sudah menunggu untuk bergotong royong mengangkut komponen-komponen yang cukup besar, antara lain solar panel 1,5x1 meter, tiang besi sepanjang 3 meter, 2 baterai 30kg, box baterai, dan lain-lain. Tim Palapa bersama warga gotong royong mengangkut komponen-komponen tersebut melewati jalanan naik turun berbatu sampai kampung Lio.

Salah satu foto mengangkut Solar Panel ke Kampung Lio 

Duo Kahim dan Senator HME ITB setelah mencari bambu juga ikut mengangkut Batu

Sesampainya di Lio, tepatnya di depan rumah Pak Okay, warga dengan sigap langsung mau mulai mengerjakan pondasi untuk tiang. Ada yang berangkat beli semen, mencari batu, pasir, dan bambu, diikuti oleh tim Palapa yang dalam hal ini kurang pandai bahkan belum istirahat. Tim Palapa dan tim warga langsung menyebar, talk less do more, tidak ada briefing dan pembagian tugas yang rinci dari warga tapi langsung kerja. Untuk bahan bangunannya, kami tinggal mencari di sekitar kampung Lio, hanya semen saja yang harus beli. Pasir dan batu dengan mudah ditemukan di pinggir sungai. Beberapa warga mengangkutnya dalam karung dengan motor. Para pencari batu lain mengangkut batu-batu yang cukup besar yang tidak diangkut dengan motor ke lokasi titik solar panel. Cukup jauh, menanjak, panas menyengat, dan melelahkan.

Hari itu juga dengan sigap Pak Ujen dibantu Pak Iwan, Pak Hendra, dan warga lain membuat pondasi untuk tiang solar panel. Tim Palapa hanya bisa membantu sedikit dalam hal ilmu bangunan ini. Pak Ujen sudah cukup berpengalaman. Hari ini progres kami sudah sampai pemasangan tiang 3 meter di pondasinya tapi masih dengan penyangga bambu. Kecepatan tinggi. Padahal rencana kami hal ini baru bisa diselesaikan besok. Sekitar jam 2 siang kegiatan hari ini diakhiri karena harus menunggu pondasi kering lebih dahulu untuk beralih ke tahap selanjutnya.

(Gambar proses Pondasi+tiang)

Sedikit foto proses pembuatan pondasi
Sorenya saya coba jalan-jalan ke lapangan. Ternyata anak-anak kampung Lio sedang main bola lalu saya langsung ikut. Semua terlihat bahagia. Jatuh bangun, sliding tackle, tendang sana tendang sini, bola ke pepohonan, ke kandang kambing, tidak ada yang menangis. Di malam hari, 14 orang tim Palapa sudah menyebar tinggal di 3 rumah warga. Kami ngobrol dengan pemilik rumah , tidak seperti di kehidupan kampus, jam 21 sudah mulai tidur karena mungkin kelelahan.

Bersambung...

<<<Part 1                Part 3>>>

0 Komentar: