Tim Palapa merencanakan membantu warga Kampung Lio kali ini dalam hal penerangan jalan. Kenapa penerangan jalan? Karena hal ini dapat menam...

Menerangi Jalan di Kampung Lio (1)

Tim Palapa merencanakan membantu warga Kampung Lio kali ini dalam hal penerangan jalan. Kenapa penerangan jalan? Karena hal ini dapat menambah jam produktif warga dan memudahkan warga beraktivitas di malam hari, sejak maghrib sampai menjelang tidur ditambah di waktu subuh yang masih gelap. Rencana awal lampu jalan akan dibangun di 10 titik lampu, satu lampunya 9 Watt lampu LED hemat energi. Jumlah ini merupakan hasil perhitungan dan pertimbangan keuangan dari tim Palapa dan Alpensteel, perusahaan penyedia komponen tenaga surya.

Dalam keberangkatannya, tim Palapa berjumlah 14 orang dibagi menjadi 2 tim, yaitu 4 orang tim pendahulu dan 10 orang tim sisanya, pembawa logistik. Tim Pendahulu bertugas mencari jalur logistik yang memungkinkan dan tidak menyulitkan pickup pembawa komponen Penerangan Jalan Tenaga Surya sampai di Kampung Lio. Tim sisanya berangkat membawa komponen-komponen tersebut. Rencananya, pengerjaan penerangan jalan ini mulai 26 Desember 2015 sampai 2 Januari 2016.

Sabtu, 26 Desember 2015 : Keberangkatan Tim Pendahulu

Berangkat dari ITB sekitar jam 8 kurang menuju Kampung Lio. Ojan, Ahmad, Ridhan, Dwiky naik sepeda motor. Jalur yang dilalui adalah Bandung-Padalarang-Cianjur-Sukabumi-Cisaat-Cibadak-Kalapanunggal-Batugajah-Kampung Lio. Akses ke Kampung Lio ada 2, yaitu lewat Kabandungan dan lewat Batugajah. Kami sengaja mencari jalan ke kampung Lio lewat Batugajah untuk survei jalur logistik karena biasanya ke sana lewat Kabandungan sehingga sudah tahu medannya bagaimana.

Tim Pendahulu melewati jalan menuju Kampung Lio via Batugajah
Kami menyempatkan diri beranjak dari jok motor agar tidak menyiksa pantat. Kami beristirahat di Cianjur sekitar jam 9, dan istirahat lagi di Cibadak jam 12 setelah melanjutkan perjalanan. Sekitar pukul 14 kami sampai di Kalapanunggal, ibukota kecamatan Batugajah. Dalam perjalanan dari Kalapanunggal menuju Batugajah, kami sempat tersesat karena GoogleMaps. Aplikasi peta itu mengarahkan kami melewati jalan yang sempit sekali. Ternyata, jalanan menuju Batugajah tidak lebih bagus daripada jalanan Kabandungan, hanya memang lebih dekat dan pemandangannya lebih bagus. Medan berbatu, naik-turun, kanan-kiri perkebunan, jurang, dan lain-lain. Akhirnya, pukul 15.30 kami sampai di Kampung Lio lewat Batugajah, menyeberang sungai menuju Lio bagian bawah.

Peta Kampung Lio

Kampung Lio terletak di Kecamatan Kabandungan yang berbatasan dengan Desa Batugajah, Kec. Kalapanunggal. Kampung Lio tidak bisa diakses dengan mobil dari semua jalur. Mobil hanya bisa sampai 2 kampung di sebelahnya, lalu sisanya ditempuh dengan berjalan kaki melalui medan berbatu dan naik-turun. Inilah yang menyulitkan pengangkutan logistik untuk penerangan jalan.

Sesampainya di Kampung Lio, kami bersilaturahmi ke Pak Mad terlebih dahulu karena kami lewat depan rumahnya. Pak Mad ini merupakan orang terkaya di Lio katanya, tapi rumahnya terpisah sendiri dari penduduk lain. Di belakang rumahnya ada kolam mata air. Lalu kami menuju Kampung Lio atas, tempat kami akan tinggal dalam proyek ini. Tim pendahulu tinggal di rumah Pak Okay selama menunggu kedatangan tim sisanya. Malamnya, kami berdiskusi dengan Pak Okay untuk merencanakan diskusi dengan warga tentang rencana Penerangan Jalan ini. Sebenarnya warga sudah tahu tentang rencana ini lewat Pak Okay karena sebelumnya saya sudah menghubungi Pak Okay. Fyi, Pak Okay adalah salah satu tokoh yang berpengaruh di Kampung Lio, orang yang dianggap pemimpin, walaupun sebenarnya beliau adalah anak dari Pak RT, Pak RTnya sudah sepuh. Kami juga menyempatkan rapat internal tim pendahulu untuk mengubah rundown, jalur logistik, dan pembagian rumah tinggal. Jalur logistik yang dipilih akhirnya tetap seperti biasanya yaitu melewati Kabandungan karena kalau lewat Batugajah ternyata lebih sulit. 

Bersambung...

>>>Part 2

0 Komentar: