Bandung, 25 Juli 2019 Di tengah persaingan ojek-ojek dan taksi-taksi online yang makin menegaskan eksistensinya di negeri ini, say...

Kegelisahan Nasib Angkot Kalapa-Dago

Bandung, 25 Juli 2019

Di tengah persaingan ojek-ojek dan taksi-taksi online yang makin menegaskan eksistensinya di negeri ini, saya tetap memilihi naik angkot untuk rute-rute yang terjangkau angkot. Kalo menurut saya, prioritas transportasi: jalan kaki-sepeda-angkot (transportasi umum)-oj/taks ol- kendaraan pribadi. Saya sudah seperti para SJW lingkungan yang mengkampanyekan kurangi penggunaan kendaraan pribadi agar mengurangi emisi gas karbon dan mengurangi tingkat kemacetan. Tapi saat ada promo, saya menukar urutan prioritas ojol dan angkot. hehe. 

Hari ini saya naik angkot Kalapa-Dago. Memilih naik angkot juga karena ojol sudah mahal dan tidak ada promo di aplikasi-aplikasi ojol saat itu. Saya naik dari dekat terminal Kebon Kalapa sampai turun di Dago, hampir keseluruhan trayek.  Sendirian. Tidak ada orang lain yg naik maupun turun sepanjang perjalanan . Kang driver udah ngetem bbrp kali pun tidak dapat menarik perhatian orang-orang untuk ngangkot. Gatau kalo yang selain orang, ikut naik apa tidak. Yang pasti, sepenglihatan saya di dalam angkot hanya pak supir dan gorengan yang sedang saya makan. Sudah seperti nyarter 1 mobil angkot sendirian, atau naik taksi online tapi dengan harga sangat murah tanpa promo.

Sebenarnya saya sudah sering menjadi private passenger of public transportation seperti ini, yang paling sering adalah saat naik angkot dari stasiun ke tempat tinggal (+/-5 km). Ini bukan cerita horor di malam jumat. Cuma bingung saja bagaimana sebaiknya angkot-angkot ini. Dengan sistemnya yang masih konvensional, sudah barang tentu kekalahan di depan mata menghadapi persaingan transportasi modern.

Apa sudah ada kebijakan yg mengembangkan angkot-angkot ini agar lebih bersaing? atau memang sengaja perlahan dibiarkan punah?

Btw, apa kabar angkot TST di Malang?


Gambar: Angkot The Game (Indonesian PC Game)

0 Komentar: