

Dengan tangan yang masih berlumuran oli setelah dibersihkan semaksimal mungkin tanpa air dan lap atau sejenisnya, perjalanan dilanjutkan menuju terminal Ledeng, lalu ke arah Lembang lewat Jl. Sersan Bajuri. Melewati Kampung Gajah, Pasar Bunga di pinggir jalan, dan lain-lain. Sebenarnya coba-coba sih lewat sana karena belum pernah ke Lembang lewat situ. Ternyata keputusan yang salah, malah makin panjang jalurnya, dan naik. Tak ada cara lain selain menuntun sepeda saat kaki mulai lelah mengayuh. Disempatkan istirahat juga.
Sesampainya di jalanan Lembang, ya itu-itu saja Lembang kalau tidak ke tempat wisatanya, aku langsung lanjut ke Jl. Tangkuban Perahu. Sepanjang jalan yang menanjak itu sepertinya nama jalannya tetap Jl. Tangkuban Perahu tapi tak kunjung terlihat gerbang tempat wisatanya. Sempat sekian meter ada turunan yang malah jadi masalah saat pulang nanti, lalu naik lagi, nuntun lagi, dan menyempatkan diri istirahat. Perjalanan ini terasa sangat menyedihkan, sayang engkau tak duduk di sampingku, kawan. Eh, tidak. Lagu itu tidak cocok. Walaupun perjalanan terus menanjak, inilah tantangannya. Setelah itu kita akan mendapatkan kenikmatan berupa turunan. Oke, itu nanti. Aku belum sampai di Tangkuban Perahu.

Setelah mengayuh sekuat tenaga di jalan raya dengan hutan pinus itu, sempat nuntun juga, akhirnya sampai juga di gerbang tempat wisata Tangkuban Parahu. Tapi ternyata ramai pengunjung. Hari Minggu. Jadi males masuk. Eh sebenarnya bukan karena itu tapi karena tiket masuknya yang mahal. Haha. Di liburan ini aku mencari liburan yang murah, dan seminimal mungkin tidak mengeluarkan uang. Itulah sepedaan, cukup dengan sarapan seperti biasa, membawa air minum secukupnya, dan mungkin tambahan roti untuk di perjalanan.
Tujuan berbelok arah. Di dekat sana ada kebun teh yang cukup bagus. Aku hanya pernah melewatinya, melihatnya dari jalanan. Hari itu juga pertama kalinya memijakkan kaki dan memutar ban sepedaku di kebun teh. Perjalanan ini sekitar 30 km. Naiknya berapa meter entahlah. Haha. Seru!
Saat itu aku sendirian. Orang-orang belum ke sana mungkin karena masih gerimis saat itu. Foto itu adaalah foto selfie jarak jauh. Sadel sepeda lah sebagai tripodnya yang diletakkan di sela-sela tanaman teh.
Menyendiri untuk mempersiapkan saat sudah berpasangan nanti.
Belajar untuk memimpin diri sendiri sebelum memimpin sebuah keluarga nanti,
sebelum memimpin sebuah perusahaan nanti,
sebelum memimpin negeri ini.
0 Komentar: