Berawal dari rencana bersepeda selanjutnya setelah dari tebing keraton , yaitu ke Tangkuban Parahu.  Bertepatan juga dengan waktu libu...

Pedal berputar, Gerbang Tangkuban Parahu





Berawal dari rencana bersepeda selanjutnya setelah dari tebing keraton, yaitu ke Tangkuban Parahu. Bertepatan juga dengan waktu liburan semester ganjil saat tidak pulang kampung karena mahalnya tiket dan cuma beberapa hari di sana. Sementara teman-teman lain pulang kampung dan menikmai waktu bersama keluarga, aku  mencoba menaklukkan perjalanan ke Tangkuban Parahu dengan sepeda merahku. Sendirian.

Minggu, 28 Desember 2014
Berangkat dari Cisitu Lama no. 33 setelah subuh sekitar jam 5 saat hari belum membuka matanya. Beberapa menit sepeda melincur, tak ada hambatan yang berarti selain jalan yang mulai menanjak di Jl. Setiabudi. Gir sepeda sering diganti-ganti untuk meringankan kayuhan. Di depan kampus UPI, karena terlalu sering oper-oper gir dan memang umur sepeda sudah tak semuda pemiliknya, rantainya putus. Sebenarnya tak tau kapan jadiannya. Abaikan. Untungnya tools servis sepeda tidak ketinggalan di kosan. Setengah jam berlalu, dengan skill amatir seseorang yang bersepeda sejak smp akhirnya rantai itu dapat disatukan menjadi hubungan yang kuat seperti sedia kala. 

Dengan tangan yang masih berlumuran oli setelah dibersihkan semaksimal mungkin tanpa air dan lap atau sejenisnya, perjalanan dilanjutkan menuju terminal Ledeng, lalu ke arah Lembang lewat Jl. Sersan Bajuri. Melewati Kampung Gajah, Pasar Bunga di pinggir jalan, dan lain-lain. Sebenarnya coba-coba sih lewat sana karena belum pernah ke Lembang lewat situ. Ternyata keputusan yang salah, malah makin panjang jalurnya, dan naik. Tak ada cara lain selain menuntun sepeda saat kaki mulai lelah mengayuh. Disempatkan istirahat juga.


Sesampainya di jalanan Lembang, ya itu-itu saja Lembang kalau tidak ke tempat wisatanya, aku langsung lanjut ke Jl. Tangkuban Perahu. Sepanjang jalan yang menanjak itu sepertinya nama jalannya tetap Jl. Tangkuban Perahu tapi tak kunjung terlihat gerbang tempat wisatanya. Sempat sekian meter ada turunan yang malah jadi masalah saat pulang nanti, lalu naik lagi, nuntun lagi, dan menyempatkan diri istirahat. Perjalanan ini terasa sangat menyedihkan, sayang engkau tak duduk di sampingku, kawan. Eh, tidak. Lagu itu tidak cocok. Walaupun perjalanan terus menanjak, inilah tantangannya. Setelah itu kita akan mendapatkan kenikmatan berupa turunan. Oke, itu nanti. Aku belum sampai di Tangkuban Perahu.

Perjalanan selanjutnya yaitu lewat daerah Cikole. Tempat wisata outbond dengan hutan pinus ini adalah jalur yang cukup melelahkan. Beberapa meter jalan kelihatannya datar, tapi kalau dirasakan sendiri cukup berat kaki ini mengayuh sepeda, entah karena mungkin sudah lelah atau yang lain. Apalagi ditambah gerimis manja yang saat itu menerjang daerah Cikole. Aku tetap melanjutkan perjalanan. 



Setelah mengayuh sekuat tenaga di jalan raya dengan hutan pinus itu, sempat nuntun juga, akhirnya sampai juga di gerbang  tempat wisata Tangkuban Parahu. Tapi ternyata ramai pengunjung. Hari Minggu. Jadi males masuk. Eh sebenarnya bukan karena itu tapi karena tiket masuknya yang mahal. Haha. Di liburan ini aku mencari liburan yang murah, dan seminimal mungkin tidak mengeluarkan uang. Itulah sepedaan, cukup dengan sarapan seperti biasa, membawa air minum secukupnya, dan mungkin tambahan roti untuk di perjalanan. 


Tujuan berbelok arah. Di dekat sana ada kebun teh yang cukup bagus. Aku hanya pernah melewatinya, melihatnya dari jalanan. Hari itu juga pertama kalinya memijakkan kaki dan memutar ban sepedaku di kebun teh. Perjalanan ini sekitar 30 km. Naiknya berapa meter entahlah. Haha. Seru!

Saat itu aku sendirian. Orang-orang belum ke sana mungkin karena masih gerimis saat itu. Foto itu adaalah foto selfie jarak jauh. Sadel sepeda lah sebagai tripodnya yang diletakkan di sela-sela tanaman teh.





Menyendiri untuk mempersiapkan saat sudah berpasangan nanti. 
Belajar untuk memimpin diri sendiri sebelum memimpin sebuah keluarga nanti,
sebelum memimpin sebuah perusahaan nanti,
sebelum memimpin negeri ini.

0 Komentar: