Pada pembahasan kali ini, topik utamanya adalah alat untuk mengukur lebyusitisitas, yaitu lebyusometer. Dengan satuan “bay”, alat ini mampu ...

(lanjutan) Lebyusologi

Pada pembahasan kali ini, topik utamanya adalah alat untuk mengukur lebyusitisitas, yaitu lebyusometer. Dengan satuan “bay”, alat ini mampu mengukur tingkat humor seseorang. Permasalahannya adalah bentuk dari alat ini.
Bentuk alat ini telah ditetapkan setelah tidak sengaja dan iseng (lagi) dilakukan pengamatan terhadap beberapa anak, ditemukan adanya tingkat humor yang berbeda pada mereka. Pengamat satu dengan pengamat lain pun berpendapat berbeda tentang tingkat humor seorang anak. Dari hal-hal tadi, D.F. Syahbana dan M.R. Ardian mengatakan bahwa bentuk dari alat ini adalah abstrak, tidak bisa diraba, tidak bisa dilihat, tidak bisa didengar, dan tidak bisa dikecap, tapi bias dirasakan. Semua orang memilikinya dan dapat menggunakannya sehingga bisa timbul perbedaan pendapat tentang tingkat humor seseorang. Dengan kata lain, alat tsb adalah hati (qalbu) kita, perasaan kita. Hati bukan hanya digunakan untuk merasakan cinta, tapi juga bisa untuk merasakan humor seseorang dan menilainya dengan tingkatan jayus, lucu alami, dan lebay (menurut 2 ahli di atas).
Ternyata kita sudah punya lebyusometer dengan tetapan yang berbeda-beda tiap orang. Gunakan sebaik mungkin agar kita mengetahui humor yang pas bagi kita sehingga kita sehat karena kita bisa tertawa hahahaha… .

0 Komentar:

Ruang 27.... Ruang ini terletak di (hampir) pojok lantai 2 gedung lama SMAN 3 Malang. Kebersamaan dan kegembiraan kelas X-7 (S.O.S) banyak ...

Sedikit Cerita Tentang Ruang 27

Ruang 27....
Ruang ini terletak di (hampir) pojok lantai 2 gedung lama SMAN 3 Malang. Kebersamaan dan kegembiraan kelas X-7 (S.O.S) banyak di sini. Kalau pas tidak moving class, S.O.S pasti di sini, base camp B-Art juga di sini.
Ruang ini juga sepertinya merupakan ruang paling enak walaupun kurang comfortable. Di ruang ini tidak ada CCTV, lalu ada TV yang dengan antena seutas kabel pun bisa jelas dilihat channel-channelnya.
Tapi, ada juga kelemahan dalam keamananya. Dua orang anak pernah ingin sekali nonton TV di sini pada saat kedua anak ini nganggur. Tapi, ruang 27 dalam keadaan tidak terkunci. Dua orang ini ingat sesuatu. Mereka mencoba masuk melalui pintu ke-2 yang biasanya tidak terkunci. Tapi nyatanya, pintu ke-2 malah terkunci dari dalam. Mereka tidak kehabisan akal. Pintu ke-2 mempunyai lubang-lubang ventilasi. Lalu kedua anak ini menggunakan seutas kabel yang sebenarnya untuk antena sebagai alat untuk membuka kuncinya dari dalam. Setelah beberapa saat, mereka berhasil dan mereka menikmati enaknya nonton TV di ruang 27.

0 Komentar: