General Electric (GE) mengadakan pameran teknologinya sejak Selasa 18 Agustus s.d. Minggu 23 Agustus. Saya berkesempatan datang ke pamer...

GE's Garage: 3D Printer and CNC Machine, X-Y-Z moving


General Electric (GE) mengadakan pameran teknologinya sejak Selasa 18 Agustus s.d. Minggu 23 Agustus. Saya berkesempatan datang ke pamerannya hari Rabu 19 Agustus. Rombongan dari ITB sebagian besar adalah mahasiswa rumpun Elektroteknik yang masih dalam satu himpunan, HME ITB. Selain karena pamerannya bidang elektro, mungkin juga karena GE Ambassadornya adalah salah satu teman kami.

Pameran diadakan di Lotte Shopping Avenue, Kuningan, Jakarta. Pada pameran itu, GE menghadirkan 3D printer Makerbot. 3D printer memcetak bentuk tiga dimensi dari bawah ke atas. Beberapa hasil 3D printer yang dipamerkan adalah patung kecil, miniatur bangunan, tangan, koin, gajah, dan lain-lain. Untuk membuat bentuk yang rumit, biasanya dicetak per bagian dari bentuk yang diinginkan lalu disatukan. Contohnya adalah tangan buatan yang mempunyai banyak jari, lalu dihubungkan pada setiap sendinya. Bahannya bermacam-macam, biasanya yang sering dipakai adalah plastik PLA (dari serbuk jagung), tapi ada juga yang menggunakan serbuk kayu. 3D printer yang dipamerkan di sana semua adalah 3D printer desktop, 3D printer untuk skala kecil. Ada 3D printer untuk skala industri yang lebih canggih, lebih presisi, dan lebih mahal. Jika 3D printer desktop harganya berkisar antara belasan sampai 20 jutaan, 3D printer industri bisa mencapai 40 jutaan. Uniknya, terdapat 3D printer education edition yang beberapa bagiannya merupakan hasil cetakan 3D dari 3D printer lainnya. Jika kita ingin mencetak bentuk 3D, kita cukup medesain model 3D dengan software umum, seperti Autodesk atau lainnya. Akan tetapi setelah itu harus dibuka pada software khusus untuk 3D printer Makerbot untuk dapat dikirimkan ke 3D printernya. Lalu proses printing baru bisa dilakukan.



3D Printer education edition
 
3D Printer Makerbot, logonya mirip Masterchef
3D printer yang ngeprintnya dari SD Card


Filamen plastik PLA bahan 3D printing

Tangan hasil 3D Printing



















Sekitar pukul 13, saya yang sebelumnya tidak mendaftar ikut Workshop ternyata diajak Cahyo si Ambassador untuk ikut. Workshopnya ada 2, bagian A yaitu Workshop Littlebits dan bagian B yaitu CNC Machine. Saya kebagian ikut Workshop CNC Machine bersama Cahyo dan Mario Pred. Appa itu CNC Machine? CNC Machine (Computer Numerical Control) adalah "alat yang  bisa membuat alat". Hampir sama dengan 3D printer, mesin ini adalah mesin pemotong yang bisa membentuk suatu benda sesuai desain yang dibuat di komputer. Tapi cuma 2,5D, atau cuma gambar timbul saja, tidak sampai 3D. Pemotongnya menggunakan bor listrik, gerakannya 3 arah seperti 3D printer, sumbu X, Y, dan Z, tapi sumbu Znya tidak terlalu tinggi. Melihat prinsip gerak 2 alat ini saya jadi ingat proyek sismik saya, Mini Candy Crane Machine. Haha. Lebih kompleks dari mesin saya di proyek sismik, CNC machine menggunakan motor stepper, gir, rel, pulley, dan belt yang dirangkai sedemikian rupa sehingga bisa bergerak sigap. Bagi yang pernah membuat alat dengan gerakan X,Y,Z sederhana akan merasakan alangkah indahnya alat ini.

Oiya, CNC machine yang dibuat oleh Mr.Ben ini menggunakan Arduino Mega sebagai otaknya disertai Gcode shield. Om Ben ini adalah mentor pada Workshop ini, berasal dari California, USA, tapi sudah 4 tahun di Indonesia. Eh, apa itu Gcode? Gcode inilah bahasa yang dimengerti CNC machine untuk bergerak ke mana. Desain (harus gambar vector) dikonversi menjadi Gcode dahulu kemudian mesin baru bisa bergerak memotong kesana kemari. Sebenarnya bahan yang dipotong untuk menjadi gambar bisa bermacam-macam, triplek, logam, plastik, dll. Tetapi alat yang saat ini ada cocoknya hanya untuk triplek saja. Kalau ingin menggunakan logam harus memakai bor dengan rpm lebih dan ditambah pendingin untuk menghindari overheating akibat gesekannya. Katanya begitu.

CNC Machine

Sumbu X CNC Machine

Arduino Mega dengan GCode Shield

Mario Pred berkesempatan untuk mendesain gambar yang akan dipotong karena membawa laptop. Desain gambar dapat dilakukan di web easel.inventables.com atau di makercam.com yang mana itu opensource semua. Mario menggunakan easel. Selesai membuat desain sangat sederhana, Mario meminta desainnya dijadikan percobaan. Desain yang sudah dikonvert menjadi file Gcode tersebut dibuka lagi dengan software khusus, lupa namanya. Software itu digunakan untuk kalibrasi titik nol, memonitor gerakan mata bor, dan melihat gerakan bornya sedang memotong bagian gambar yang mana. Singkat cerita, ada sedikit masalah pada alat karena ada kabel yang terputus, dan mungkin Gcodenya Mario agak bermasalah, desain punya dia hanya diproses sedikit oleh si CNC machine, lalu gagal dilanjutkan. Kami ditunjukkan beberapa hasil yang sudah jadi sebelumnya, ada tulisan, bentuk Mickey Mouse, dan foto Mr. Ben dan anaknya.


Studi banding ke Workshop bagian A yang berisi banyak teman-teman HME, saya merasakan suatu kejanggalan. Bukan cuma saya, yang ikut Workshop pun juga. Workshop A, Littlebits, mungkin targetnya adalah anak-anak, tapi ini dikerjakan oleh mahasiswa ITB. haha. Littlebits adalah modul elektronik kecil-kecilan yang dengan kreativitas dapat dibentuk suatu alat sederhana. Terdapat modul motor dc kecil, led, switch, dll. Pada WOrkshop A ini, modul littlebits dipasang pada mainan lego sehingga membentuk mainan. Cukup seru sih karena masa kecil dulu tidak ada mainan seperti ini. Beberapa mainan dibuat oleh mahasiswa-mahasiswa ITB dengan kreativitasnya masing-masing. Berbeda dengan Workshop B yang Internasional, mentor di Workshop A hanya mbak-mbak Indonesia. Tapi tak apa lah, itung-itung refreshing sebelum mulai mengerjakan TA.

Suasana merangkai Lego dan Littlebits

Bagian yang menarik dalam pameran ini adalah mesin dengan gerakan X-Y-Z, 3D printer dan CNC machine. Mbois lah pokoke. Melihatnya langsung telah membuka pikiran saya untuk nanti jika ingin membuat alat dengan gerakan X-Y-Z lagi. Mungkin bisa untuk menyempurnakan Mini Candy-Crane yang kemarin, kalau sempat. Akan tetapi pameran ini masih di bawah ekspektasi saya. Saya kira bakal banyak teknologi-teknologi dari GE yang akan dipamerkan, ternyata hanya 3D printer dan CNC machine yang merupakan produk lain, GE hanya sebagai inkubatornya katanya. Saya cuma melihat satu hari sih, tidak tahu hari lainnya bagaimana.


Sedikit bagian rel X dan Y 3D printer

Mekaniknya CNC Machine untuk gerakan X-Y-Z

Kisah ini terjadi di bulan Ramadhan kemarin. Pulang kerja praktik (KP), saya tiba-tiba ingin mencoba berbuka di Masjid Raya Bandung, yang a...

El Angga, Pengelana Pencari Kebenaran dari Banten

Kisah ini terjadi di bulan Ramadhan kemarin. Pulang kerja praktik (KP), saya tiba-tiba ingin mencoba berbuka di Masjid Raya Bandung, yang ada alun-alun rumput sintetis itu lho. Saya tiba di tempat masih jam 5 sore. Lalu saya menyempatkan melanjutkan membaca Al-Quran. Beberapa menit kemudian, seseorang menepuk pundak saya dan menghentikan kegiatan saya. Orang itu memperkenalkan dirinya dengan nama Angga. 

Saya baru bicara sedikit memperkenalkan diri, dia sudah ngomong lebih banyak lagi menceritakan dirinya. Saya mendengarkan dengan seksama, ternyata dia tidak seberuntung saya. Dan tebakan saya benar, dia meminta tolong saya dalam bentuk uang. Singkatnya begini. Angga berasal dari Cilegon. Angga adalah anak pertama. Dia lebih tua satu tahun dari kakak saya dan sudah bekerja. Ceritanya, ibunya sudah cerai 1 kali dan sudah menikah lagi dengan ayah baru. Katanya ada konflik lagi antara ibunya dan ayah barunya itu dan mau berpisah lagi. Pelik.

Angga pergi ke Bandung untuk mencari ayah barunya. Dia mencari karena ingin menuntut ayahnya yang memperlakukan ibunya secara tidak pantas lalu meninggalkannya. Muka Angga terlihat sangat sedih saat menceritakannya kepada saya. Dia sudah menghubungi via telepon tapi tak diangkat sekalipun. Beberapa hari mencari, usahanya sia-sia. Dia sudah ke rumah ayahnya tersebut di Lembang, tapi tidak ada hasil. Uangnya sudah habis. Tidak ada biaya lagi untuk kembali ke Banten. Oiya, dia bekerja menjadi pelayan di salah satu restoran di Banten. Dia harus kembali ke Banten segera karena sudah 3 hari tidak masuk kerja dan jika keesokan hari dia tidak masuk lagi, dia akan diberhentikan. Angga memohon bantuan kepada saya sambil menunjukkan KTPnya dan memberikan saya nomor hp ibunya, mungkin untuk meyakinkan saya. Nama di KTPnya adalah El Angga.

Saya mengajaknya buka bersama dengan jamaah lain sampai sholat maghrib. Kemudian saya mengantarnya ke halte bus dan memberikan sedikit rupiah. Kebetulan uang saya tinggal sedikit juga. Tidak tahu bagaimana kabarnya sekarang. Entah menipu entah bagaimana, saya pun sempat berburuk sangka, semoga prasangka saya tidak benar. Semoga sudah damai-damai saja.