Perayaan dengan kembang api setelah setengah tahun lebih bergelut dengan Papatong, draft ini akhirnya diselesaikan . (halah alasan to...

Menerangi Jalan di Kampung Lio (4) - End


Perayaan dengan kembang api

setelah setengah tahun lebih bergelut dengan Papatong, draft ini akhirnya diselesaikan. (halah alasan tok)

Rabu, 30 Desember 2015 : Eksekusi Pamungkas

Melanjutkan setengah progress lampu jalan, hari ini kami memulai lagi lampu jalan selanjutnya dari depan rumah Pak Iwan. Kami sempat lupa memasang lampu di titik solar panel, sebelum melanjutkan titik lampu di depan rumah Pak Iwan, kami memasangnya dulu. Kami cukup kesulitan memasang tiang bambu di depan rumah Pak Iwan karena spotnya adalah jurang setinggi 50 cm. lebay wkwk.
Setelah itu kami memasang lampu dan tiangnya di titik selanjutnya, yaitu di lapangan. Di titik itu juga, kami menyambung kabel yang kemarin sudah dibeli. Semua tim saling bergantian mengupas kabel, memasang lampu, dan menegakkan tiang, termasuk satu-satunya perempuan di tim Palapa ini, yaitu Nadhifa Viratama. Budi, anak Pak Iwan yang pernah dibahas sebelumnya, lagi-lagi ikut meramaikan pemasangan lampu jalan ini. Walaupun tidak membantu apa-apa, dia cukup menghibur karena tingkahnya yang berlebihan. Beberapa saat sebelum itu, ada seorang warga yang meminta titik lampu baru. Lokasinya di dekat rumahnya. Memang letak rumah beliau berada di ujung kampung Lio, tidak terjangkau titik lampu terakhir. Solusi tim Palapa dan warga adalah tetap menambah titik lampu menjadi 14 titik tetapi disesuaikan tingkat terangnya lampu di titik tersebut yang berpengaruh pada pengurangan daya. Jadi, jumlah lampu memang ditambah, tetapi daya total yang dibutuhkan tetap bahkan bisa berkurang. Contohnya adalah di tempat wudhu Mushola, lampu yang digunakan di sana adalah lampu LED hemat energi 3W sedangkan di kebanyakan titik untuk penerangan jalan adalah 9W.
Lampu di Mushala

Seiring berjalannya waktu, Alhamdulillah 13 lampu sudah terpasang. Selanjutnya adalah pemasangan lampu ke-14 tetapi kabel mentok di titik ke-13 dan hujan sepertinya akan membasahi bumi Lio. Sembari istirahat siang menunggu hujan reda, Pak Okay mencarikan kabel kawat telpon. Setelah istirahat kami melanjutkan pemasangan lampu ke-14 dengan kabel telpon itu dengan sisa-sisa basahnya tanah yang tidak seberapa karena hujan kecil tadi. Pemasangannya disertai dengan kisah Kevin, Rozzi, dan Yusri melakukan trial & error mencari titik kabel yang putus. Akhirnya kabel tersambung dengan baik dan semua lampu dapat menyala.

Setelah menyelesaikan pemasangan penerangan jalan, sorenya beberapa anak Palapa dan anak-anak Lio mandi bareng di mata air. Hal yang tidak bisa didapatkan di perkotaan.
Malam harinya, 14 lampu dapat menyala menerangi seantero Kampung Lio. Timer diatur untuk nyala mati otomatis lampu. Sementara kami lalu tertidur jam 9 malam.


Kamis, hari terakhir di tahun 2015: Bermain Bersama dan Syukuran

Rencananya, siang ini akan diadakan lomba semacam 17an untuk merayakan tahun baru dan sedikit hiburan untuk warga. Ini merupakan ide dari bapak-bapak Lio. Paginya cek performa sistem penerangan jalan dulu. Sepertinya sudah sesuai perhitungan. Sebelum lomba dimulai, para Palapa bersama anak-anak Lio bermain sepak bola dan Boiboian di lapangan. Anak bernama Rusdi mencetak 9 gol ke gawang lawan. Saya baru pertama kali mengenal permainan Boiboian ini, sangat seru. 
"Orangtuaku Semangat Dalam Hidupku" - Yudi

Lalu perlombaan dimulai sore harinya dengan Ahmad sebagai MC. Perlombaan diawali dengan balap karung tingkat anak-anak yang dimenangkan oleh Yudi. Balap karung tingkat dewasa dimenangkan oleh Dehan mengalahkan anak Palapa lainnya. Fika mengalahkan para kontestan pria dalam perlombaan balap kelereng dengan sendok. Perlombaan sore itu ditonton hampir seluruh warga Lio dan ditutup dengan Panjat Pinang. Lomba Panjat Pinang antarpemuda dimenangkan Tim 3 yang terdiri dari 3 pemuda Lio dan 3 pemuda Palapa termasuk saya, Yusri lah yang pertama kali mencapai puncak singgasana pinang. Sore itu ditutup dengan membagikan jajan jajan ke anak-anak Lio dan mandi bareng lagi di mata air.

 







Ba'da Maghrib, warga Lio dan tim Palapa mengadakan syukuran di Mushala, makan bersama dan berdoa bersama, sekaligus peresmian dengan Pak RT Kampung Lio. Setelah Isya, disinari lampu jalan yang baru, kami dan anak-anak Lio bermain kembang api dan petasan merayakan tahun baru dan penerangan jalan baru. Kemudian, bersama warga Lio, kami semua meneriakkan jargon Palapa yang dipimpin oleh Dwiky,

Palapa .... Jaya!!!

lalu jargon HME yang dipimpin oleh Pak Okay,

Oke Champ ..... Elektro, Elektro, Elektro !!

Peresmian
Tidak ada kegiatan lain di malam tahun baru itu selepas kegembiraan tadi dan tidak lebih dari jam 10 malam kami sudah tertidur.



Jumat, 1 Januari 2016: Pamitan

Pagi-pagi tidak pagi banget kami, tim Palapa, berpamitan dengan warga Lio untuk pulang kembali ke Bandung.

Sungguh pengalaman yang sangat berharga selama kami menjadi mahasiswa. Terima kasih Pak Okay, Pak Iwan, Pak Ujen, Pak Mad, Bu Okay, Bu Iwan, Pak RT, dan seluruh warga Kampung Lio. 
Terimakasih kepada tim Palapa yang ikut merealisasikan, yaitu
Sang Striker Bahasa: Ahmad dan Ojan serta Angga, 
Kahim baru: Ridhan, 
Impor dari Arab: Ali Zaenal, 
Duo Teknis ulung: Kevin dan Dehan, 
Duo kahim senator: Sahil dan Abram, 
Putra Rote: Fahrur Rozzi, 
Satu-satunya Srikandi: Fika, 
Penggapai puncak Panjat Pinang: Yusri, 
dan satu-satunya angkatan 2014: Ryutaka.

Tidak lupa terimakasih kepada tim Palapa semuanya yg telah membantu persiapan, Bebep, Wawan, Bram, David, Fitri, Rina, Hasna, Alin, Dina, Siwo, Wahid, Irfan, Yongky dan banyak lainnya.


Mohon maaf dari saya atas nama tim Palapa kepada warga Lio, mungkin ada yang baca.
Semoga dapat terus bermanfaat bagi Kampung Lio dan tim Palapa.
Tim Penerangan Jalan Palapa 2015/2016
Kampung Lio, 1 Januari 2016

-The End-

D.F. Syahbana
Tim Palapa HME ITB 2015/2016

0 Komentar: