Aku tak bisa bersuara, Aku tak mau bersuara, Kamu bisa melihat, Kamu tak mau melihat, Aku bisa menabrakmu, Aku tak mau menabrakmu, Me...

Diam-Diam Menghanyutkan


Aku tak bisa bersuara,
Aku tak mau bersuara,
Kamu bisa melihat,
Kamu tak mau melihat,
Aku bisa menabrakmu,
Aku tak mau menabrakmu,
Menjauhlah,
Menghindarlah.


Dari sepeda untuk si pejalan kaki

0 Komentar:

Palapa HME ITB barusan bangun dari pingsan beberapa bulan. Kemarin, 20-22 Februari 2015 8 orang tim Palapa kembali mengunjungi kampung Lio,...

Siluman Serigala Penghisap Darah

Palapa HME ITB barusan bangun dari pingsan beberapa bulan. Kemarin, 20-22 Februari 2015 8 orang tim Palapa kembali mengunjungi kampung Lio, Kab. Sukabumi, yaitu desa yang menjadi calon desa binaan Palapa HME ITB. 

Setelah 10 bulan tidak ke sana, kami dikagetkan oleh 2 kabar yang mengagetkan. Pertama adalah adanya rencana pembuatan bendungan di dekat sana yang akan mengambil lahan sawah beberapa hektar. Katanya akan dibangun pembangkit listrik baru, tapi listriknya belum tentu dialirkan ke kampung lio yang notabene sekarang belum mendapat listrik dari PLN langsung, hanya listrik dari turbin sendiri dan listrik dari desa seberang. Masih logis walaupun merugikan. Nah, kabar kedua yang sangat seru untuk dibahas yaitu adalah merupakan (hiperbolis) jeng jeng jeng... Siluman Serigala Penghisap Darah. 

Awalnya, kami menanyakan kabar kambing-kambing Palapa yang dititipkan di kampung Lio dengan sistem maro. Kambing Palapa (induk) memang masih ada dan sudah banyak yang beranak. Ada 2 anak kambing Palapa dan 2 kambing penduduk mati 5 bulan yang lalu. Seorang warga bercerita dalam bahasa Sunda kambing-kambing itu mati karena diserang Maung menyerang mereka. Kekagetan kami mulai muncul karena ternyata ada Maung di sana yang kalau diterjemahkan adalah harimau/macan. Padahal sejak pertama kali tim Palapa ke sana, tidak ada cerita adanya harimau di sekitar kampung Lio walaupun memang kampung ini letaknya sangat terpencil di pegunungan. 

Aku dan Arfie, anggota Palapa yang pernah ke situ sebelumnya, bersilaturrahmi berkunjung ke warga-warga lain di kampung itu. Kebetulan ingin ke rumah Pak Iwan, rumah yang ditinggali Arfie Desember 2013 lalu, salah satu orang terkaya dan bisa berbahasa Indonesia di kampung Lio. Kebetulan saat itu hanya ada Bu Iwan di rumahnya. Kami berbincang sampai akhirnya menyinggung masalah kambing yang mati. Katanya Bu Iwan, kambing itu mati secara misterius, bukan diserang binatang buas biasa. Bu Iwan bercerita, kambing tersebut diserang ajag. Bu Iwan bercerita, ajag itu menggigit bagian belakang kambing dan menghisap darahnya sampai mati, tidak memakan tubuhnya. Aku yang tidak terlalu paham bahasa Sunda masih bingung apa itu ajag. Bu Iwan meneruskan cerita yang kurang lebih artinya ajag itu moncongnya panjang, kayak di film TV itu. Ya, rumah Pak Iwan adalah satu dari 3 rumah yang punya TV. Dari situ aku berpikir kalau ajag adalah serigala, berdasarkan acara TV yang lagi ngehits namun tak mendidik, Ganteng-Ganteng Serigala. Ternyata benar, ajag adalah sejenis anjing atau serigala. Berdasarkan cerita dari penduduk lain juga, 4 kambing di kampung lio diserang oleh binatang misterius yang hanya menghisap darahnya. Para penduduk menyebutnya siluman.

Kami juga mendapatkan cerita dari istri pemilik kambing yang jadi korban. Katanya, suaminya saat itu, siang hari, sedang memandikan kambingnya di sungai. Kemudian kambingnya sempat ditinggal sebentar untuk makan siang. Kembalinya dari makan siang, si suami melihat ada sosok anjing hitam di dekat kambingnya. Dia mencoba mengejar anjing itu namun katanya tiba-tiba menghilang. Kambingnya mati dengan bekas gigitan namun tidak ada bagian tubuh yang termakan. Sementara itu dua anak kambing yang jadi korban diserang di malam hari di kandangnya dengan kondisi yang sama.



Searching-searching di Google, ternyata memang banyak sosok anjing yang menyerang kambing dengan menghisap darahnya. Beberapa tahun lalu ada di Malang, Pasuruan, dan dari dulu sudah ada legenda siluman ini di Amerika Tengah, bernama Cupachapbra. Beberapa sumber menyebut binatang itu merupakan hasil mutasi. Penduduk Lio menyebutnya Siluman, atau mungkinkah itu pesugihan??  

0 Komentar: