LED kan lampu, kok organik? Lampu daur ulang? Gambar: wikipedia Organic Light Emitting Diode adalah lampu LED yang mempunyai lapisan...

OLED - LED yang Organik

LED kan lampu, kok organik? Lampu daur ulang?


Gambar: wikipedia
Organic Light Emitting Diode adalah lampu LED yang mempunyai lapisan organik. OLED dapat mempunyai ukuran yang sangat kecil. Ketebalannya mencapai 100-500 nm, kira-kira lebih kecil 200 kali dari rambut kita. Hal organiknya memberi kelebihan ramah lingkungan. Beberapa jenis OLED bersifat lentur atau transparan sehingga dalam perkembangannya dapat digunakan untuk layar lengkung dan transparan. Sifat kelenturan atau transparan OLED tergantung dari substrat yang dipakai. Sebelum lebih dalam mengenai hal itu, inilah bagian-bagian OLED itu.

Saat ini, OLED sudah digunakan di beberapa smartphone, utamanya yang lengkung, smartwatch, dan lain-lain. 

Gambar: electronics.howstuffworks.com
Bagian-bagian OLED
Dari atas, yang pertama adalah katoda. Elektron mengalir dari kutub ini ke anoda. Dalam perjalanannya, elektron melewati 2 layer yang menjadi bagian organik dari OLED ini, yaitu Emissive layer dan Conductive layer. Kemudian ada bagian substrat untuk pendukung kerja OLED.

Lalu bagaimana cara kerja OLED? Untuk apa saja lapisan lapisan itu?

Cara kerja 
Saat arus listrik dilewatkan, elektron mengalir dari katoda ke anoda melewati 2 lapisan organik tadi. Elektron melewati emsissive layer dahulu lalu ke conductive layer. Saat elektron mulai masuk anoda, ada hole di conductive layer, seperti tempat kosong yang ditinggalkan elektron tadi. Di daerah perbatasan antara emissive dan conductive layer, elektron lain mencari tempat berupa hole tersebut untuk bergerak. Setiap ada perpindahan elektron antaratom ada energi yang dilepaskan berupa foton. Energi foton inilah cahaya yang kita lihat pada OLED atau lampu lain. Warna-warna yang dikeluarkan ditentukan oleh macam-macam tipe dua layer organik. Sedangkan terangnya cahaya yang dikeluarkan ditentukan oleh besarnya arus yang dialirkan.

Kelebihan

  • Jika dibandingkan dengan LED biasa dan LCD, OLED lebih fleksibel tapi tetap kuat karena dapat menggunakan substrat berupa plastik, tidak seperti LED dan LCD yang menggunakan kristal atau kaca. 
  • OLED juga lebih terang daripada LED biasa karena lapisan organiknya lebih tipis daripada lapisan kristal di LED serta OLED dapat menggunakan substrat yang tidak menyerap sebagian cahaya sedangkan LED atau LCD menggunakan kaca yang menyerap cahaya.
  • OLED lebih hemat energi dibandingkan LCD yang harus memakai backlight.
  • OLED lebih mudah diproduksi dalam ukuran besar tapi tetap tipis, daripada memproduksi LCD yang memerlukan cairan kristal.
  • Sudut pandang OLED mencapai 170 derajat, lebih besar dari LCD yang bekerja dengan blocking cahaya.
Kekurangan
  • OLED mempunyai umur yang lebih pendek daripada LED dan LCD.
  • Karena organik, OLED sangat rentan dengan air. Jadi, OLED tidak anti-air
  • Pembuatannya memerlukan biaya yang cukup besar.