Minggu, 4 September 2011...
Aku dan keluargaku pergi ke rumah saudara di daerah dekat candi kidal. Sekitar pukul 15.30 sampai di sana. Jalan di depan rumahnya menanjak. Di jalan itu dailetakkan dudukan tiang bendera dan dikibarkan bendera merah putih yang belum diturunkan. Karena jalannya miring menanjak, tiang bendera berdiri agak miring tapi tetap seimbang, ada batu kecil yang mngganjelnya.
Keluar dari mobil, kakak yang sudah kuliah membuang batu yang mengganjal tiang itu, adikku memegang tiang itu diikuti adik sepupuku yang masih kelas 3 SD yang agak nakal. Mereka tidak merencanakan apa-apa. Adik kandungku melepaskan pegangannya, si adik sepupu belum. Dia pun berniat melepaskannya, tapi tiang bendera seperti mau roboh. Aku yang dibelakangnya hanya menebak, paling ya nggak jatuh. Lalu aku biarkan. Si sepupu minta tolong. Bapakku yang berniat menggoda sepupu nakal itu juga membiarkan dan malah menakut-nakuti akan dihukum kalo menjatuhkan merah putih. Si sepupu malah menjerit-jerit hampir menangis memanggil "mama". Semua orang di sekitarnya tetap membiarkan. Aku berniat merekamnya tapi aku sudah terlanjur tertawa terbahak-bahak sampai perut sakit dan keluar air mata.
Akhirnya si sepupu itu melepaskan pegangannya perlahan-lahan. Hasilnya, hanya dilepas begitu saja tanpa diganjel batu, tiang bendera tetap berdiri kokoh miring, tidak jatuh dan aku terus tertawa. Hahaha
Anak kecil saja sudah hampir menangis saat hampir menjatuhkan bendera. Apalagi negeri ini. Aku menghargai usahanya mempertahankan negeri ini.
Minggu, 4 September 2011... Aku dan keluargaku pergi ke rumah saudara di daerah dekat candi kidal. Sekitar pukul 15.30 sampai di sana. Jal...
Takut Menjatuhkan Merah Putih!
About author: Fajri Syahbana
"Biasanya orang yang baru memiliki ilmu sejumput mengira air kobokan adalah samudera raya, mengira batang pisang adalah tiang-tiang langit" - Prabu Angling Darma
Related Posts
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 Komentar: