Bahasa Jerman adalah mapel baru di kelas kami saat menginjak kelas XI SMA. Kami sudah kelas XII tap tetap saja kesulitan. Gambar di atas men...

Menolak Ulangan Harian

Bahasa Jerman adalah mapel baru di kelas kami saat menginjak kelas XI SMA. Kami sudah kelas XII tap tetap saja kesulitan. Gambar di atas menunjukkan penolakan ulangan harian bahasa Jerman (23/09/11) dengan alasan gurunya telat satu jam pelajaran. Kursi-kursi kosong diatur sedemikian rupa sehingga membentuk monumen abstrak. Berikut gambar lainnya

Sampai-sampai ada yang berpose saat sadar kamera.
Walaupun begitu, ulangan tetap berlangsung. Karena gurunya sudah akrab, beliau menganggapnya hanya sebagai guyonan. Sampai pada akhirnya setelah ulangan guru itu pun minta ikut difoto dan di-tag di facebook. Berikut gambarnya.




SMA memang masa-masa paling indah....

0 Komentar:

Minggu, 4 September 2011... Aku dan keluargaku pergi ke rumah saudara di daerah dekat candi kidal. Sekitar pukul 15.30 sampai di sana. Jal...

Takut Menjatuhkan Merah Putih!

Minggu, 4 September 2011...

Aku dan keluargaku pergi ke rumah saudara di daerah dekat candi kidal. Sekitar pukul 15.30 sampai di sana. Jalan di depan rumahnya menanjak. Di jalan itu dailetakkan dudukan tiang bendera dan dikibarkan bendera merah putih yang belum diturunkan. Karena jalannya miring menanjak, tiang bendera berdiri agak miring tapi tetap seimbang, ada batu kecil yang mngganjelnya.

Keluar dari mobil, kakak yang sudah kuliah membuang batu yang mengganjal tiang itu, adikku memegang tiang itu diikuti adik sepupuku yang masih kelas 3 SD yang agak nakal. Mereka tidak merencanakan apa-apa. Adik kandungku melepaskan pegangannya, si adik sepupu belum. Dia pun berniat melepaskannya, tapi tiang bendera seperti mau roboh. Aku yang dibelakangnya hanya menebak, paling ya nggak jatuh. Lalu aku biarkan. Si sepupu minta tolong. Bapakku yang berniat menggoda sepupu nakal itu juga membiarkan dan malah menakut-nakuti akan dihukum kalo menjatuhkan merah putih. Si sepupu malah menjerit-jerit hampir menangis memanggil "mama". Semua orang di sekitarnya tetap membiarkan. Aku berniat merekamnya tapi aku sudah terlanjur tertawa terbahak-bahak sampai perut sakit dan keluar air mata.

Akhirnya si sepupu itu melepaskan pegangannya perlahan-lahan. Hasilnya, hanya dilepas begitu saja tanpa diganjel batu, tiang bendera tetap berdiri kokoh miring, tidak jatuh dan aku terus tertawa. Hahaha

Anak kecil saja sudah hampir menangis saat hampir menjatuhkan bendera. Apalagi negeri ini. Aku menghargai usahanya mempertahankan negeri ini.

0 Komentar: