Ada yang bilang wanita karir lebih susah, ada yang bilang jadi ibu rumah tangga lebih sulit. Ada yang bilang yang satu lebih mulia, yan...

Bagai Sang Surya Menyinari Dunia


Ada yang bilang wanita karir lebih susah, ada yang bilang jadi ibu rumah tangga lebih sulit. Ada yang bilang yang satu lebih mulia, yang lain bilang satunya lebih perkasa. Di sisi sebelah sana kodrat kaum hawa dijadikan patokan untuk mengandalkan pria, di sisi lain emansipasi digaungkan agar wanita juga berkarya. Aku sih, tinggal ambil saja hal-hal positifnya. Karena wanita bisa bekerja, karena wanita juga bisa mengurus rumah tangga. Wanita tidak dibatasi hanya di dalam rumah, wanita juga tidak bisa melepas perannya sebagai seorang ibu ketika sudah berkarya.

Aku telah melihat wanita-wanita hebat dalam hidupku yang berliku-liku ini. Ya, menurut sebagian orang Bu Sri Mulyani, Bu Susi Pudjiastuti, Bu Tri Mumpuni, dan Bu Risma termasuk wanita-wanita hebat itu. Tapi ada yang lain yang lebih hebat yang aku rasakan kehebatannya secara langsung dari lahir sampai sekarang, Bu Komariyah, ibuku tercinta.

Waktu cepat bergulir, sisakan banyak kisah
Dia yang kau cintai telah lama meninggalkan dirimu sendiri
namun tetap kau berdiri tegak pada dunia
Pesonamu masih jelas kurasa hingga kini, menemani hingga ku dewasa
Derai air mata dan pengorbananmu takkan tergantikan
Terima kasih ibu ...
(Pesona Potretmu, Ada Band)

Perdebatan warganet tentang wanita karir vs ibu rumah tangga seperti tak ada artinya ketika aku membandingkannya dengan ibuku. Seorang wanita karir dan juga ibu rumah tangga. Aku memanggilnya ibuk, sederhana tapi sangat bermakna. Ibuku, sama seperti bapak, adalah seorang pegawai negeri sipil di sebuah universitas di kota Malang sejak sebelum menikah. Bukan dosen, hanya staf administrasi biasa yang masuk pagi pulang sore seringnya mepet magrib. Setelah menikah ya masih kerja, sampai punya 3 anak, sampai sekarang. Dulu keluargaku sempat punya asisten rumah tangga tapi cuma sebentar. Kalau tidak salah itu saat adikku masih TK, setelah itu tidak pernah lagi.

Masa-masa kecil dulu, setiap pagi ibuk dengan kemampuan multitaskingnya, seperti punya banyak tangan, menyiapkan sekolah anak-anaknya, belanja, memasak, menyempatkan bersih-bersih rumah, kemudian sampai beliau siap berangkat bersama bapak ke kantor dan sekalian mengantar kami ke sekolah. Tentunya, bapak juga membantu urusan rumah. Apalah aku yang tiap pagi lebih suka nonton spongebob daripada membantu pekerjaan rumah. Di keluarga kecil ini untungnya kami, 3 bersaudara laki-laki semua, dididik mandiri diiringi saling membantu. Sehingga seiring bebrtambahnya usia, pekerjaan rumah bisa dilakukan siapa saja, kecuali memasak mungkin. Memasak masih spesialisasi ibuk. Hehe jadi rindu sop ayamnya. Sering juga kami dibantu sepupu dan saudara-saudaraku yang lain apalagi kalau ada acara agak besar di rumah. Aku dan kakakku, sejak TK sampai SD, sepulang sekolah tidak langsung pulang tapi ke kantor ibuk/bapak karena jaraknya cukup dekat. Sepulang sekolah sambil menunggu ibuk selesai kerja aku lebih sering main game Pokemon. Kadang saat bosan aku yang masih kecil saat itu mengamati bagaimana kerjanya ibuk dan bagaimana interaksi orang-orang dengan ibuk. Kemudian pulang bareng setelah jam kerja selesai. Sepulang kerja, ibuk lebih sering masak daripada beli makanan di luar. Malam harinya, masih ada saja kegiatan ibuk yaitu kegiatan di kampung tempat tinggal kami. Dari PKK, tahlilan, latihan terbangan, rapat RT/RW, tapi jarang ngerumpi sih, sampai menjadi salah satu orang penting di lingkungan RW. Tidak lupa juga tetap menjalankan hobinya yang hampir sama dengan bapak, seperti bernyanyi, voli, pingpong, senam, dan lain-lain. Aku yang hanya melihatnya saja sudah ingin istirahat.

Mungkin sebagian orang berpendapat pekerjaan PNS ya gitu-gitu aja jadinya bisa multitasking juga. Aku tidak setuju. Ibuk, satu-satunya perempuan di keluarga kecil kami, adalah seseorang dengan integritas dan etos kerja tinggi. Buktinya, sekarang alhamdulillah sudah menduduki jabatan yang lumayan tinggi di tempat kerjanya. Selain jadi salah satu orang penting di kampung kami, beliau juga orang penting di tempat kerjanya dimana banyak orang sangat membutuhkan beliau dan merasa tenang dan senang kalau sudah ada beliau. Begitu juga aku. Walaupun bapak yang lebih banyak membantu belajar materi sekolah, ibuk sudah lebih dari cukup dalam memotivasi dan memperbaiki mental. Seseorang yang sangat luar biasa.

Sampai di suatu saat, bapakku sakit keras. Ibuk lah yang paling kuat dan paling cekatan. Ke sana ke mari dengan lincahnya. Kemudian ujian paling berat datang, yaitu ketika bapak, suami yang sangat dicintainya, sudah tidak bisa bersama kami lagi. Padahal beberapa bulan sebelum itu, kakekku, bapak dari ibuk, berpulang lebih dulu. Sungguh ibuk adalah wanita paling tegar. Di saat ketiga anaknya lemah tak berdaya, ibuk menguatkan kami. Seakan tidak mau terlihat menangis di depan anak-anaknya untuk membimbing kami sekeluarga secepatnya ikhlas dan tetap melanjutkan keseharian walaupun keadaan sudah berbeda. Banyak teman2 beliau bercerita kejadian yang biasa terjadi, seorang istri yang kuat di awal akan menjadi lemah menuju h+40 nya. Tetapi hal itu tidak terjadi pada ibuk. Beliau sangat sangat tegar. Aku tahu saat itu ibuk tiap tengah malam dan sehabis sholat masih sering menangis dalam doa dan kerinduannya. Tapi dalam keseharian, beliau lah yang paling kuat menghadapi keadaan yang sudah tidak sama sejak saat itu.

Masih banyak, banyak sekali, yang tidak akan cukup diceritakan di sini. Sekarang, kekuatan emak-emak semakin tumbuh membimbing ketiga anaknya menuju masa depan cerah diiringi doa-doa super mustajabnya. Tidak ada seorang ibu yang tidak memberikan hal yang terbaik bagi keluarganya.

Maafkan segala kenakalan anak-anakmu ini, maafkan semua salah-salah kata, maafkan semua mimpi kami yang tidak sesuai harapanmu, maafkan kami yang belum bisa dan tidak akan bisa membalas semuanya. Dan, mohon bersabar, mungkin aku tidak bisa cepat menemukan calon menantu untuk memberikan cucu yang lucu-lucu. hehe.

Sehat selalu, Ibuk ❤

-dari seorang anak tengah yang keras kepala-

(2muslims.com Gallery)