Namanya juga anak nomor dua, berarti dinomorduakan? Katanya memang begitu, perhatian dari orangtua tidak sebesar ke anak pertama dan ...

Anak Kedua (Tengah)

 

Namanya juga anak nomor dua, berarti dinomorduakan? Katanya memang begitu, perhatian dari orangtua tidak sebesar ke anak pertama dan anak terakhir, karena anak pertama cenderung dipersiapkan untuk bertanggung jawab besar dan anak terakhir adalah yang paling kecil. Anak kedua bagaimana? Seperti terasingkan. Apalagi kalau tiga bersaudara laki-laki semua. Karena itu, katanya anak kedua menjadi sosok yang pandai bernegosiasi, atau bisa disebut manipulatif. Entah itu untuk mencari perhatian orangtua, pandai menentukan sikap ketika berhadapan kakak dan mengubahnya ketika dengan adik, menengahi mereka, atau untuk sekedar menciptakan kebahagiaannya sendiri. Selain sejenis kefleksibelan itu, anak kedua katanya menjadi anak yang berempati tinggi, kreatif, berani mencari keseruan baru di luar rumah, eksploratif, dan mandiri, atau malah penyendiri (?). Dari sumber lain, disebutkan bahwa anak kedua itu setia dan cepat menemukan pasangan yang tepat daripada kakaknya. Hmm, di kampung saya memang ada beberapa anak kedua yang menikah lebih dulu dari anak pertama. Di sisi lain, anak kedua juga bisa mempunyai sisi negatif seperti terlalu sensitif dan ego-nya yang tinggi karena cenderung apa-apa dilakukan dan dipikirkan sendiri sejak kecil. Dan haus akan perhatian sepertinya masih tetap ada.


Ya, hampir semua betul, kecuali bagian yang terasingkan. Memang ketika kecil sempat merasa agak terasingkan. Namun saat sudah beranjak dewasa, saya menyadari sebenarnya itu hanyalah bentuk perhatian lain dan pola asuh terbaik yang dipilih orangtua, bukan masalah pengasingan, tidak diprioritaskan, atau hal buruk lain. Itulah yang membuat saya bangga dengan kedua orangtua saya, saya bisa menjadi pribadi seperti ini sekarang.

I love you, Bapak & Ibuk.
Dwiky F. S.,
Anak Kedua (Tengah)

Sumber: hipwee.com, dosenpsikologi.com, psikolog, dan sebuah seminar kepribadian.

0 Komentar:

Jarak, janganlah terlalu kejam, aku yakin kau tidak akan membunuh perasaan Waktu, jadilah bersahabat agar dapat ku nikmati indahnya rind...

Seketika


Jarak, janganlah terlalu kejam,
aku yakin kau tidak akan membunuh perasaan
Waktu, jadilah bersahabat
agar dapat ku nikmati indahnya rindu

Walaupun di setiap rindu ada gundah yang seakan meragukan
Namun di setiap rindu, ada cita yang terus menarik kita agar menujunya


0 Komentar: