Anak-anak... ke sana ke mari mereka berlari kejar mengejar, saling berebut, tendang bola tak tahu arah bercakap dengan boneka tapi tid...

A Few Childhood Memories...

Anak-anak...
ke sana ke mari mereka berlari
kejar mengejar,
saling berebut,
tendang bola tak tahu arah
bercakap dengan boneka
tapi tidak gila
bercita-cita melebihi angkasa
serta imajinasi warna-warni
manja menjadi senjata
sifat belum berdosa melindungi mereka
hanya orangtua bodoh yang menyiakannya







Nah.
Apa yang kalian ingat saat berstatus sebagai anak-anak?

Berikut ini adalah beberapa hal tentang masa anak-anak yang mungkin tidak bisa terlupakan bagi orang-orang seumuran dengan pembuat postingan ini.

1. Petak Umpet/ Jumprit singit/ Tekongan




<==ngitung sampe 100
















2. Bentengan




Bertahaaan!!!









3. Trio : Tamiya, Beyblade, Crush gear





4. Dragon Ball

 ini pasti tak terlupakan

5. Captain Tsubasa

    Kita patut bangga dengan perjuangannya

6. Kera Sakti

    Woooooow...!

7. Power Ranger, Kamen Rider, Ultraman

sampe sekarang tetap jadi idola anak-anak

8. Pokemon

   dari dulu sampe sekarang, tahun ini akan muncul generasi yang baru lagi. 
   Jangan bilang kalo cuma tahu Ash dan Pikachu.



ini seri yang baru :




dan lain-lain..

kita harus bersyukur mendapatkan masa kanak-kanak yang serba berkecukupan. 

0 Komentar:

Berawal dari kunjungan beberapa teman SMA-nya yang kuliah di kota lain ke kota Bandung, tempat mereka kuliah. Mereka yang kuliah di...

Dua Belas Melawan Nanggung




Berawal dari kunjungan beberapa teman SMA-nya yang kuliah di kota lain ke kota Bandung, tempat mereka kuliah. Mereka yang kuliah di Bandung ada 8 orang.

Mereka berdua belas memutuskan pergi ke gua Jepang dan gua Belanda yang bertempat di taman hutan raya.

Sesampainya di tempat tujuan, sekitar jam 4 sore, perjalanan mereka diawali dengan jalan kaki menyusuri jalanan hutan menuju gua Jepang. Sebenarnya diawali dengan doa dulu. Hutan itu jalannya sudah cukup terawat seperti pada game Pokemon. Setelah sedikit melewati Hutan, kemudian mereka sampai di sebuah gua seperti pada game Pokemon. Gua pertama adalah gua Jepang. Di dalam gua sangat gelap, pasti. Mereka membutuhkan alat bernama lampu seperti HM05:Flash pada game Pokemon untuk menerangi perjalanan mereka. Beberapa dari mereka merasakan ada yang mengikuti mereka saat mulai memasuki gua.



Ternyata yang mengikuti mereka adalah sesosok manusia yang menyewakan lampu senter. Di dalam gua, mereka menemukan beberapa kelelawar, persis seperti seorang Pokemon Trainer yang bertemu Zubat di dalam gua. Setelah berputar-putar di dalam gua tidak tahu jalan, mereka pun menemukan jalan keluar. Mereka berjalan menyusuri jalan kecil di antara pepohonan menuju gua kedua, gua Belanda. Gua Belanda lebih tidak gelap karena temboknya yang berwarna putih. Di gua ini banyak ruangan-ruangan yang mungkin dulu adalah kamar.


Mereka keluar ke hutan lagi. "Sek jam sakmene, ayo nang air terjun, kapan maneh iso ngene, nanggung!", kata salah seorang dari mereka. Padahal, itu sudah sore. kios-kios di sana pun sudah tutup. Perjalanan mereka berlanjut. Mereka menuju air terjun dekat sana. Hanya pepohonan di kanan kiri, waspada Pokemon liar menyerang. Caterpie, Weedle, Ekans, Rattata, Pidgey, dll. Mereka sempat mendengar sebuah air terjun. Lintasan yang sulit mereka lawan. Satu orang menjadi korban ganasnya lintasan saat itu, sebenarnya hanya jatuh, tidak ada luka yang berarti. Ternyata mereka tidak bisa ke sana, sepertinya hanya lewat sungainya untuk ke sana.


Di tengah jalan mereka bertemu beberapa orang tukang memperbaiki sesuatu. Kata seorang tukang perjalanan ke air terjun terdekat kurang setengah jalan dari awal masuk. "Oke, lanjut! Nanggung, kapan maneh.", salah satu seperti memberi semangat. Perjalanan lintasan naik yang kurang lebih sudah 4 km mereka lanjutkan, pepohonan dengan penuh ancaman binatang buas dan pokemon liar mereka taklukkan walaupun tidak minum seteguk air pun dari awal perjalanan. Tidak ada orang lain sepanjang perjalanan. Akhirnya mereka sampai di sebuah air terjun yang entah apa namanya yang hanya bisa dipandang dari dua jembatan, satu tepat di atas air terjun itu, satu lainnya agak ke seberang di atas pertemuan arus sungai dari air terjun dan sungai lainnya. Usaha mereka melawan nanggung telah terbalas oleh air terjun yang kipa ilakes.


istirahat



tepat di atas air terjun



agak seberang


Mau kembali ke pintu masuk awal, jauh. Teruskan perjalanan, tidak tahu jalan. Mereka gundah setelah sempat foto-foto di sana. Waktu pun mulai mendekati maghrib. Akhirnya mereka memutuskan meneruskan petualangan. Mereka tetap tidak menemukan orang lain karena memang sudah sangat sore. Mereka hanya bisa mengikuti papan petunjuk dan kata hati mereka. Satu orang dari mereka yang flu sejak awal seperti menjadi lebih parah. Sebotol air minum (ya, cuma sebotol untuk 12 orang) yang mereka bawa hanya boleh diberikan kepada yang sakit sampai perjalanan ini selesai. Mereka terus berjalan. Kemudian mereka menemukan jalan raya, tetapi mereka masih berada di samping atas jalan raya, masih di kawasan hutan yang diberi pagar. Mereka sudah berjalan kurang lebih sejauh 6 km dengan lintasan yang menanjak. Tepat beberapa menit setelah adzan maghrib mereka sampai di jalan keluar menuju jalan raya kota kecil. Persis seperti game Pokemon, keluar dari hutan menuju kota baru. Mereka beristirahat dan sholat di mushala dekat jalan keluar itu. Untungnya, seorang bapak di mushala itu rela menolong mereka dengan mengantarkan mereka ke toko terdekat dan mencarikan angkutan.

  
Petualangan tidak berhenti sampai di situ. Bapak yang tadi memberi tahu, dari tempat itu ke Lembang sekitar 6,5 km, kalau pulang ke kos-kosan sekitar 6,5 km juga. Setelah berdebat yang cukup singkat, mereka memutuskan untuk meneruskan ke Lembang karena nanggung! Mereka naik angkot yang dicarikan bapak tadi. Padahal sudah gelap, mereka terus berpetualang sampai Lembang. Sesampainya di Lembang, mereka turun di kawasan yang banyak warung/restoran untuk mengisi kekosongan energi. Tapi mereka masih bingung karena yang banyak di sana adalah Chinese food yang banyak menjual masakan kodok. Setelah berjalan lagi, mereka memutuskan makan di warung ayam Brebes. Di Lembang apa di Brebes ini?
Energi pun terisi, mereka meneruskan jalan-jalan malam di Lembang. Setelah berputar-putar tak tahu arah, mereka kembali ke kawasan yang banyak warungnya tadi. Mereka nongkrong beli pisang bakar, ketan, bandrek, dll. Akhirnya mereka mengakhiri petualangan mereka. Mereka naik angkot sampai di kos-kosan.















0 Komentar: